'Mantra Mantra Live ++' dibagi dalam empat fase. Menjelang pembukaan fase kedua, praktisi pemulihan batin, Adjie Santosoputro hadir di panggung. Ia menjelaskan bahwa lewat konser ini, dirinya dan Kunto Aji ingin mengajak yang menonton untuk menyadari pentingnya kesehatan mental dan menempatkan konser ini sebagai uluran tangan bagi mereka yang memiliki masalah dalam kehidupan.
"Teman-teman diajak untuk memberikan ruang pada diri sendiri sehingga bisa menerjemahkan dan menikmati ramuan konser ini," katanya.
Adjie melanjutkan, "Perasaan bukan untuk dilawan, bukan untuk dikendalikan, untuk pulih dari perasaan, perasaan hanya perlu kita jadikan teman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya selain membawakan lagu dari album kedua, lagu-lagu dari album 'Generation Y' (2015) juga turut dinyanyikan. 'Amatiran', 'Suara', 'Ekspektasi', dan 'Mercusuar', 'Pengingat', hingga 'Rancang Rencana' menjadi lagu-lagu yang dibawakan selanjutnya.
Menjelang akhir acara, tepat setelah 'Pilu Membiru' dibawakan, Adjie Santosoputro mengajak penontonnya untuk hening sejenak. Mereka diminta memejamkan mata, mendoakan orang-orang yang tidak bisa mereka temui dan orang-orang mereka cintai.
Di akhir sesi meditasi itu, Adjie pun mengajak penonton mendoakan dan memeluk diri mereka sendiri. Rasanya meditasi memang kurang khidmat bila dilakukan di hall dengan banyak sekali penonton.
Beberapa penonton yang datang ke konser karena tersentuh oleh lirik dari lagu-lagu Kunto Aji memang melakukannya dengan sungguh-sungguh, namun tidak bisa dipungkiri ada beberapa penonton yang memang datang ke konser untuk bersenang-senang. Sehingga tidak semua melakukannya dengan sungguh-sungguh dan malah mengobrol berbisik.
Nyatanya, meski dilakukan dalam ruangan yang begitu besar dengan begitu banyak orang, beberapa penonton yang bersungguh-sungguh melakukannya tetap terlihat meneteskan air mata. Artinya, 'matra' Kunto Aji masih sakti, tergantung pada siapa yang menerimanya.
'Rehat' dibawakan setelah sesi hening tersebut. Rangkaian konser tersebut ditutup dengan lagu bungsu dan tulisan pada layar yang berbunyi, "Terima kasih sudah berjuang sampai sekarang."
Isu kesehatan mental adalah perihal yang rumit. Kita akan melakukan penyederhanaan berlebihan bila kita menyebut apa yang dilakukan oleh Kunto Aji sebagai terapi pemulihan. Sebab seseorang dengan kondisi kejiwaan tertentu tidak akan bisa pulih hanya dengan menonton konser semalam.
Namun apa yang dilakukan oleh Kunto Aji adalah hal yang perlu diacungi jempol. Mereka berhasil membumikan isu kesehatan mental sehingga bisa diterima banyak orang dan dibicarakan sepanjang tahun oleh para penggemarnya.
Ada ajakan yang kuat yang dipertontonkan dalam konsernya. Ajakan untuk menerima bahwa hidup tidak pernah lepas dari masalah dan bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa terlaksana, sekaligus ajakan untuk bersama-sama mengikhlaskan dan memaafkan diri sendiri.
Barangkali dengan ajakan untuk bersama-sama melegakan batin lewat musik tersebut tidak bisa sepenuhnya menyembuhkan, namun hal itu membuat penonton setidaknya merasa tidak sendirian.
Pada akhirnya, seberapa ampuhnya 'mantra' memang tergantung pada siapa yang menerima dan bagaimana penerimaannya. Mungkin tidak semua yang datang merasakan efek yang sama. Akan tetapi, beberapa penonton tampak keluar dari ruang konser dengan ekspresi yang lega, minimal mereka merasa terhibur.
'Mantra Mantra Live ++' terbilang persembahan yang manis. Semanis pesan dalam albumnya dan Kunto Aji yang menyalami penggemarnya yang teriak histeris dari balik pagar dan meminta mereka pulang karena malam sudah larut seusai konser.