Merayakan Kesedihan dalam Konser Didi Kempot 'The Lord of Loro Ati'

Ulasan Konser

Merayakan Kesedihan dalam Konser Didi Kempot 'The Lord of Loro Ati'

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Sabtu, 07 Des 2019 09:20 WIB
1.

Merayakan Kesedihan dalam Konser Didi Kempot 'The Lord of Loro Ati'

Merayakan Kesedihan dalam Konser Didi Kempot The Lord of Loro Ati
Foto: Saras/detikHOT
Jakarta - Kesedihan dan patah hati - sama seperti sejumlah perasaan lain - adalah hal yang yang lumrah dirasakan oleh setiap orang. Meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda, namun kesedihan adalah hal kolektif yang pasti pernah dirasakan oleh kita sebagai manusia.

Ketimbang berlarut-larut dalam kesedihan, salah satu cara untuk berdamai dengan perasaan yang membuat kita tidak nyaman itu adalah dengan merayakan.

Jumat (6/12/2019) malam, Didi Kempot mengajak para penggemarnya untuk bersama-sama merayakan kesedihan yang dia sebut dengan, "Jogetin aja".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dalam konser bertajuk 'Didi Kempot: The Lord of Loro Ati', penyanyi asal Solo itu membawakan sejumlah lagu Campursari berbahasa Jawa dengan lirik mengenai patah hati dan rindu kekasih.

Menariknya, meski lirik yang dibawakan adalah mengenai putus cinta dan rindu, tak ada kesedihan di konsernya. Semua penonton tampak senang dan riang gembira, berjoget sambil menyanyikan lagu Didi Kempot keras-keras.

Merayakan Kesedihan dalam Konser Didi Kempot 'The Lord of Loro Ati'Foto: Saras/detikHOT


Konser tersebut dibuka dengan penampilan Wong Pitoe. Band tersebut membawakan sejumlah lagu dari musisi lain. Barulah pada pukul 21.00 WIB, pria yang dijuluki oleh The Godfather of Broken Heart itu naik panggung.

Ia membuka penampilannya dengan 'Suket Teki'. Sontak, para penonton langsung bernyanyi dan berjoget.

Melihat antusiasme penonton, Didi Kempot sempat merasa terkejut. "Jakarta ambyar! Ternyata budaya tidak akan pernah luntur dimana pun berada," ungkapnya.
Ia pun melanjutkan penampilannya dengan lagu 'Banyu Langit', 'Layang Kangen' hingga 'Cidro'.

Didi Kempot tampaknya memang telah menemukan pakem yang menjadi ciri khas dari panggungnya. Salah satu hal yang muncul di setiap panggungnya adalah yel-yel 'Cendol Dawet' yang diteriakan oleh penggemarnya di tengah-tengah lagu.

"Cendol dawet, cendol dawet seger, cendol cendol dawet dawet, cendol cendol dawet dawet, cendol dawet seger piro, lima ngatusan, nggak pake ketan, ji ro lu pat nem pitu wolu," nyanyi mereka.

Selain itu, di tengah-tengah konser, sinden pendampingnya yang bernyanyi tanpa Didi Kempot juga menjadi ciri khas tersendiri.

Multiple Page #1

" alt="Merayakan Kesedihan dalam Konser Didi Kempot 'The Lord of Loro Ati'" class="p_img_zoomin" />Foto: Saras/detikHOT

Di konser ini, para sinden menyanyikan tiga lagu. Salah satunya adalah 'Bojoku Galak'.

Meski semakin malam, para penonton Didi Kempot tampaknya tidak kehabisan tenaga. Didi Kempot pun terlihat semakin bersemangat mengajak para penggemarnya merayakan kesedihan.

"Wis ambyar meneh, tak kendangi. Sak iki dikendangi, goyang tipis-tipis (ayo ambyar lagi, saya gendangi. Sekarang digendangi, goyang tipis-tipis)," ujarnya.

Sejumlah lagu lainnya yang turut dibawakan malam itu adalah 'Stasiun Balapan', 'Kalung Emas' dan lain-lain.

Barangkali memang benar apa yang dibilang Didi Kempot. Ada baiknya, kesedihan tidak perlu dilawan. Merayakan kesedihan secukupnya adalah cara agar niscahya kita bisa berdamai dengan kesedihan itu.

Hide Ads