Musik adalah terapi. Barangkali album 'Post Traumatic' dari Mike Shinoda adalah salah satu bukti bahwa anggapan itu benar adanya.
Lewat album debut untuk proyek solonya, personel Fort Minor dan Linkin Park itu menyintas rasa kehilangannya setelah ditinggal meninggal oleh sahabat sekaligus rekan satu bandnya, Chester Bennington pada pertengahan 2017 lalu.
Untuk memperkenalkan album tersebut, Mike Shinoda menggelar tur yang menghampiri sejumlah kota dan negara. Jakarta menjadi salah satu kota yang dipilih Shinoda untuk dia sambangi.
Baca juga: Dikawal Polisi, Mike Shinoda Sapa Jakarta |
Konser tersebut berlangsung di pada Rabu (4/9/2019) di Hall D2 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemunculan musisi kelahiran 11 Februari 1977 itu ditandai dengan lampu panggung yang padam sekejap. Mengetahui sebentar lagi idolanya muncul, para penonton pun langsung merapat ke depan panggung.
Tak perlu menunggu lama, Mike Shinoda naik ke atas panggung. Ia mengenakan kaus berwarna putih bertuliskan 'Pleasure' dengan celana hitam. Momen naiknya Shinoda ke atas panggung tak lantas dilewatkan oleh penggemarnya. Mereka mengabadikan momen tersebut dengan merekamnya melalui ponsel.
Shonoda pun muncul dan membuka konsernya dengan 'Welcome' dari Fort Minor. "Terima kasih!" serunya dalam bahasa Indonesia sebelum mulai bernyanyi.
'Watching as I Fall' dan 'When They Come to Us' menjadi lagu selanjutnya yang dibawakan oleh Mike Shinoda. "Terima kasih, kalian sangat baik," ucapnya setelah bernyanyi.
Jeda yang digunakan Mike Shinoda untuk menyapa penonton digunakan pula oleh mereka yang datang untuk berseru, "Linkin Park! Linkin Park!". Melihat hal itu, musikus berusia 42 tahun itu tersenyum.
"Bicara mengenai makna dari 'Post Traumatic', itu adalah buku harian untukku," katanya mulai bercerita. Mendengar penonton yang tak kunjung diam, Shinoda pun menjanjikan akan menyanyikan lagu Linkin Park.
"Namun sebelumnya, aku ingin kalian mendengar lagu ini terlebih dahulu. Aku berkolaborasi dengan seseorang di lagu ini, aku harap kalian mau menyanyikan bagiannya. Lagu ini membawa pesan yang penting," tuturnya.
'Make it Up as I Go' pun dibawakan. Dengan kompak, penonton mengisi bagian yang dalam versi aslinya dibawakan oleh K. Flay. Dilanjutkan dengan 'I Stereo', 'Crossing A Line' hingga akhirnya lagu milik Linkin Park yang berjudul 'Castle of Glass' dibawakan. Penonton tampak puas hingga mereka mengangkat tangan di bagian refrain.
Di tengah-tengah konser, Mike Shinoda memberikan kejutan ulang tahun pada seorang kru yang bergabung dalam timnya sejak lama. Para penonton pun ikut menyanyikan lagu selamat ulang tahun pada kru bernama Ed tersebut. "Terima kasih sudah bernyanyi," kata Shinoda yang malam itu banyak menebar senyum.
Malam itu penonton yang hadir bagaikan anak kecil yang banyak merengek minta dibelikan sesuatu pada orang tuanya. Selepas Mike Shinoda membawakan 'Hold It Together', dengan kompak penonton justru menyanyikan bagaian refrain 'Where'd You Go'.
Bagai orang tua yang bijak, Mike Shinoda justru tertawa dan mengatakan, "Di sini siapa yang sudah menjadi orang tua? Aku telah menjadi orang tua dan ada momen-momen di mana aku harus bilang pada anakku, percayalah padaku."
"Aku meminta maaf aku harus jadi orang itu malam ini karena, aku ingin kalian mendapatkan yang kalian mau nanti, tapi sebelumnya, aku ingin kalian mendapatkan ini," ujarnya kemudian membawakan 'Iridescent'.
Penonton pun bernyanyi dengan sepenuh hati dalam lagu tersebut. "Terima kasih, aku rasa lagu ini adalah berkah untuk kami," kata Shinoda.
'Hybrid Theory' dan 'Where'd You Go' menjadi lagu dua selanjutnya yang dibawakan dan berhasil membuat seisi ruangan bernyanyi bersama.
"Baiklah, kita harus melakukan bagian ini," kata Shinoda yang berada di hadapan kibornya sambil memainkan beberapa nada. Ia kemudian mengajak penonton mengenang Chester Bennington bersama-sama. Suasana mendadak mengharu biru.
"Ketika kami bersama, Chester seringkali menyanyikan ini. Kalian, bantu aku untuk menyanyikan bagiannya ya," pintanya kemudian membawakan 'Waiting for the End'.
Di lagu-lagu berikutnya, Mike Shinoda pun melakukan hal yang sama. Ia bermain kibor dan menyanyikan bagiannya, serta membiarkan penonton menyanyikan bagian yang diisi Chester bersama-sama.
Shinoda memainkan sebuah nada dan penonton pun berteriak histeris. "Hei ini baru tiga chord, kalian pasti sangat tangkas menebak nada," ujarnya. 'Numb' kemudian dibawakan.
Ia kemudian mengatakan betapa dirinya dan Chester hanyalah manusia yang sama dengan yang lainnya, dengan para penonton di ruangan tersebut.
"Ketika kalian berpikir ada hal yang tak bisa kalian gapai, cobalah sebaik mungkin. Di sekolah, anakku tak pernah aku beri tahu untuk menjadi siswa yang sempurna, teman yang sempurna atau anak yang sempurna, cukup menjadi yang terbaik untuk dirinya," ungkapnya.
"Tidak semua orang memiliki garis memulai yang sama, jangan terfokus pada di mana kamu dilahirkan, lihatlah pada apa yang kamu miliki dan apa yang bisa kamu raih," sambungnya.
"Dalam semangat ini, maukah kalian membantuku? Mau kah kalian melakukan hal terbaik untuk diri kalian?" tanya Mike Shinoda kemudian memainkan 'In The End'. Tentunya para penonton menyanyikannya dengan sepenuh hati.
Sesi yang terasa seperti mengheningkan cipta untuk Chester Bennington itu pun diakhiri dengan dibawakannya lagu 'Hybrid'.
Mike Shinoda seakan tak ingin membuat penonton berlama-lama larut dalam kesedihan. Ia ingin penonton kembali bersenang-senang dalam pertunjukannya.
Selepas mengajak penonton bernyanyi dalam lagu 'Heavy', ia pun bergegas kembali 'membakar' penonton dengan membawakan 'About You', 'Over Again', dan 'Paper Cut' secara medley.
Ketika membawakan ketiga lagu itu, Mike Shinoda pun turun ke arah penonton. Ia berjalan ke area sebelah kanan, lalu ke kiri. Ia juga menyalami beberapa penonton yang ada di barisan depan.
Hal tersebut langsung membuat heboh seisi ruangan. Para penonton langsung mendekat, mencoba mengabadikan momen tersebut. Tak sedikit pula dari mereka yang berteriak histeris karena dihampiri oleh idolanya.
Kembali ke panggung, Mike Shinoda meminta penonton untuk membuat lingkaran dan berjingkrak bersamanya.
"Sudah lama sekali aku tidak melihat lingkaran (untuk moshing) yang besar. Apakah kalian mau memberikannya untukku?" tanyanya.
Ia pun memanggil Don Broco untuk naik ke atas panggung dan bersama-sama membawakan 'A Place in My Head'.
Lampu panggung pun redup, Mike Shinoda menghilang ke balik panggung. Meski formula tersebut selalu berulang, namun hal itu tetap berhasil membuat penonton berteriak, "Kami mau lagi!"
Tak lama kemudian, Mike Shinoda kembali ke panggunh dan memulai sesi encore. 'World's On Fire' menjadi lagu pertama yang memulai sesi itu.
"Seberapa banyak penggemar yang telah menyukai band kami (Linkin Park) sejak lima tahun lalu?" tanya Mike Shinoda yang langsung disambut oleh seruan penonton yang sahut menyahut menjawab.
"Hei, jangan berbohong karena aku akan tahu dan aku akan menghantui pikiranmu," candanya sambil tertawa.
Ia lalu bertanya kembali hal yang sama, "Siapa yang sudah menyukai band kami sejak 10 tahun? 15 tahun? Sejak album Hybrid Theory?" para penonton pun menjawab bersahutan kembali.
Beberapa lagu dibawakan dalam sesi encore, salah satunya adalah 'Remember My Name'.
Di akhir konser, saat membawakan 'Running From My Shadow', Mike Shinoda rupanya kembali turun ke bagian penonton. Kali ini ia berjalan lebih jauh, ia bahkan menyalami penonton yang berada di bagian belakang.
Rupanya 'Running From My Shadow' menjadi lagu yang menutup konsernya.
Menonton Mike Shinoda tampil tak ubahnya bagai pengalaman yang menggugah. Menangis haru di dalam konsernya menjadi hal yang lumrah, namun ia menutupnya dengan manis dan penuh semangat.
Mike Shinoda seolah ingin menjadikan konsernya bagai fase hidup, meski ada kesedihan yang ditampilkan, namun percayalah hal itu akan berlalu dan semua akan berakhir indah.