Namun tahu kah kalian, konser dan festival musik juga memiliki konsekuensi yang besar terhadap lingkungan dalam tiap penyelenggaraannya.
Pertama adalah masalah sampah. Masih lekat dalam ingatan ketika salah satu festival musik yang berlangsung di hutan kawasan Cikole, Lembang, pada awal tahun ini dikritik habis-habisan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Festival Director Synchronize Festival, David Karto, dalam penyelenggaraannya di tiga tahun pertama, Synchronize Festival mengahasilkan rata-rata 1,7 hingga 2 ton sampah setiap tahunnya. Angka tersebut, dikatakan David Karto, dari data yang dikeluarkan oleh Greeners.co.
Sampah yang dihasilkan dari konser atau festival musik biasanya antara lain merupakan sisa makanan, bungkus makanan dan minuman, dan lain-lain.
Selain sampah, masalah sumber energi agar konser itu berjalan juga menjadi soal. Sumber energi yang digunakan untuk panggung-panggung musik biasanya belum menggunakan energi terbarukan.
Oleh karena itu, dalam laporan kali ini, detikHOT hendak membahas mengenai persoalan lingkungan dalam konser musik tersebut. Nantikan artikelnya di detikHOT hari ini.
(srs/nu2)