24 Tahun Lalu, Ketika Korn Mengubah Era 'Setan' dalam Metal

24 Tahun Lalu, Ketika Korn Mengubah Era 'Setan' dalam Metal

Nugraha - detikHot
Senin, 15 Okt 2018 10:10 WIB
Foto: Frazer Harrison/Getty Images
Jakarta - Pada awal tahun 90'an, kejayaan thrash metal telah memberi jalan kepada fenomena grunge dan musik heavy metal. Ada adegan perubahan terutama di Seattle.

Para pemuda muncul dengan flanel menikmati keberhasilan musik-musik seperti Nirvana hingga Alice in Chains. Sementara di sisi lain, Metallica sedang membuat terobosan besar-besaran untuk lebih mainstream. Sementara penganut metal lainnya seperti Pantera menumpahkan sisa-sisa poros agresif.

Berbeda dengan hip-hop yang naik bareng-bareng dalam sejarah budaya populer. Ada dominasi rapper gangster seperti Tupac dan Notorious BIG.

Di tengah gegap gempita berbagai musik itu, muncul sebuah band dari California yang terdengar tidak seperti yang lainnya. Tak sedikit kritik yang bernada olokan, meski di sisi lain mereka juga berhasil membangun basis penggemar yang cukup besar. Mereka adalah Korn!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korn berasal dari Bakersfield yang menciptakan genre nu-metal dengan debut self-titled pada 1994. Mereka menawarkan sesuatu yang berbeda dengan gaya vokal, elemen ritmik dari hip-hop dan memanfaatkan suara berat dari underground yang biasa tampil dengan musik ekstrem.

Lima anak muda tersebut menolak untuk menghindari kepekaan para pecinta musik tentang cerita trauma, pelecehan dan penindasan. Terdengar kekiri-kirian karena ada agresi yang mereka rasakan terkubur.

Album tersebut terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh dunia. Album debut yang begitu epik hingga memantapkan status Korn sebagai salah satu pengubah permainan musik era 90'an.

Ketika orang-orang menemukan album tersebut, kebanyakan menganggap itu sebuah musik yang ekstrem. Casing CD yang mereka usung juga membuat sebagian lainnya menggigil. Sosok pria datang dengan lamban melemparkan bayangan ke seberang ayunan, sementara di atas ayunan itu ada gadis kecil menyipitkan mata ke arah matahari.

Warna cerah sorot matahari dibuat kemerahan. Lalu kemudian, saat membalik CD, gadis kecil itu seperti pergi. Dan kita semua tak tahu, pria tersebut membawa sang gadis itu ke mana.

Cover album itu hanya sebuah permulaan, seperti ucapan selamat datang untuk sebuah rasa pusing. Musik mereka diawali dengan lagu 'Blind' yang membawa pikiran pendengar kepada sebuah rasa sakit.

Ada nada gitar dari tujuh senar, terdengar saling bersahutan. Ada bass dan drum yang membuat kerangka lagu yang tak biasa. Di atas itu semua ada suara yang menggeram, berbisik dan tak ragu melafalkan syair anak-anak dalam liriknya, menyanyi tentang bagaimana ia dipanggil culun.

Self-titled Korn adalah contoh sempurna dari aturan penulisan baru, setelah badai musik metal yang identik dengan setan di era 80'an. Metal ketika itu berhenti menyiarkan tentang bahaya.

Jelas Korn telah jadi salah satu band terbesar sepanjang masa dengan jutaan penggemar. Namun jangan pernah lupakan debut mereka yang membuat anak muda merasa tak nyaman dalam kesendirian.

Korn digawangi Jonathan Davis di posisi vokal, Fieldy pada bass, David main drum, Munky Shaffer dan Brian Head pada posisi gitar.

Ada beberapa fakta menarik juga tentang Korn yang hari ini merayakan ulang tahun ke-24 peluncuran debut album mereka:
24 Tahun Lalu, Ketika Korn Mengubah Era 'Setan' dalam MetalFoto: dok Korn

1. Jonathan Davis Bekerja di Rumah Sakit

Sang vokalis sebelum bergabung dengan band tersebut sebenarnya bekerja di sebuah rumah sakit.

"Saya telah menarik begitu banyak mayat keluar dari mobil," ungkapnya seperti dilansir Revolver.

"Ini seperti sebuah teka-teki. Mencoba mencari tahu bagaimana seseorang meninggal."

Davis merasa trauma ketika bekerja di sana. Namun nilai baiknya adalah, ia lebih menghargai hidupnya.

"Saya telah melihat banyak teman dan melihat banyak hal yang bisa dibayangkan, setiap jenis kejahatan keji yang bisa Anda bayangkan," tukasnya.

Davis akhirnya menyerah lalu bekerja sebagai ahli hukum. Dan jelas, sepertinya ia tak menyesali keputusannya hari ini.

"Aku harus berhenti dari pekerjaanku, di mana aku menghasilkan banyak uang, sebagai mortise. Punya rumah sendiri, tak punya apa-apa, bekerja di tempat pizza sebagai manajer shift yang tinggal di bawah tangga," kisahnya kepada Rolling Stone.

2. Korn Tinggal Serumah di Huntington Beach

Suara unik dan visi yang dicapai Korn pada debut mereka mungkin sebagian karena persahabatan mereka. Semua anggota merupakan teman satu rumah kecuali drummer David Silveria. Dan David juga kini cabut dari posisi itu digantikan Ray Luzier.

Di kediaman itu, Davis menyewa ruangan kecil di bawah tangga karena ia menghasilkan uang lebih sedikit daripada yang lain setelah meninggalkan pekerjaannya.

3. Lagu 'Faget' Terinspirasi Duran Duran

Lagu ini punya judul yang kontroversial, jadi salah satu yang menonjol bahkan mendominasi heavy metal yang masih bernada 80'an. Sementara musisi metal lainnya menarik inspirasi dari dewa thrash seperti Metallica atau Slayer atau pada penampilan Pantera.

Jonathan davis menulis ini sebagai julukan kepada para pengganggu yang menyiksanya karena telah menjadi frontman new wave yang sensitif yang masih mendengarkan lagu Duran Duran.

Superstar synth-pop adalah kelompok favorit Davis sejak sekolah menengah, yang mengilhami gaya berpakaiannya.

"Saya adalah seorang romantis, dan saya banyak menulis lagu itu tentang itu."

4. Bagpipe Jadi Intro 'Shoots and Ladders'

Bagpipe mungkin tidak terlihat metal, meski sebenarnya adalah salah satu instrumen paling keras di dunia. Tapi mereka memakai Bagpipe untuk membuka lagu 'Shoots and Ladders'.

Pada proses rekamannya, Davis benar-benar memainkan alat itu sambil berjalan melewati pintu belakang studio. Hal itu dilakukan untuk memberi kesan unik dalam musik tersebut karena suara yang makin menjauh.

5. Gadis dalam Sampul Album

Gadis yang berayun di sampul album itu adalah keponakan salah satu perwakilan label Korn dan dibayar 300 USD. Gadis tersebut adalah Justine Ferrara yang merupakan saudara Paul Pontius dari Immortal Records.

Dalam sampul tersebut, Ferrara tampil berayun di sebuah taman dengan latar belakang rumah anjing. Setelah album itu meledak, orangtua Ferrara ternyata tak menyukai sampul tersebut.

"Saya mendengar orang tua saya tak terlalu senang. Dan ibu saya, kesal pada anak-anak punk yang ternyata mengenal ketika gadis kecilnya berjalan di supermarket. Tapi saya pikir itu keren," kata Ferrara.

(nu2/kmb)

Hide Ads