Skandal Suap Sony-BMG

Skandal Suap Sony-BMG

- detikHot
Selasa, 26 Jul 2005 15:21 WIB
Jakarta - "Penyuapan harus dihentikan!" Kalimat tersebut keluar dari mulut Jaksa Agung New York, Eliot Spitzer, Senin (25/7/2005), terkait dengan penyelesaian kasus suap Sony-BMG. Demikian seperti detikhot lansir dari mtvnews.Menurut Spitzer, Sony-BMG telah menjadi subjek investigasi beberapa tahun belakangan. Perusahaan musik yang menaungi nama-nama besar seperti Jennifer Lopez, Jessica Simpson dan Avril Lavigne ini diduga telah menyuap para program director di berbagai radio di New York agar lagu sang artis bisa diputar. Dugaan Spitzer benar. Seorang program director di WKSE-FM, New York, bersedia memasukkan lagu "I'm Real" milik Jennifer Lopez dalam play list dengan imbalan beberapa tiket pesawat terbang. Lagu "Hold On" dari Good Charlotte dan "Take Me Out" dari Franz Ferdinand juga yang termasuk dalam daftar 'barter'. Beberapa radio lain yang juga terlibat dalam skandal suap tersebut adalah WQHT-FM (Hot 97), WWPR-FM (Power 105), WFLY-FM (Fly 92.3) dan WWHT-FM (Hot 107.9).Selain tiket pesawat, para program director juga ditawari beberapa produk elektronik lainnya agar tembang si artis bisa mengudara. Produk yang diiming-imingi antara lain adalah flat-screen TV, laptop, PlayStation 2 dan portable CD players.Sony-BMG mengakui praktek yang kerap disebut sebagai 'Pay for Play' (bayar dan putar) tersebut adalah tindakan beberapa oknum yang tidak benar dan tidak pantas. Untuk itu, Sony-BMG menghaturkan permohonan maaf. Sebagai penalti, Jaksa Agung memerintahkan Sony-BMG untuk membayar US$ 10 juta atau sekitar Rp 98 miliar. Uang tersebut akan disalurkan ke lembaga non-profit yang bergerak di bidang pendidikan musik. Apakah praktek yang terjadi di New York tersebut juga terjadi di Indonesia? "Kami melakukan semua kegiatan promosi berdasarkan prosedur. Tidak ada yang seperti itu," ujar Sundari, Assistant Promotion Manager Sony-BMG Music Entertainment Indonesia saat dihubungi detikhot, Selasa (26/7/2005). Untuk program promosi berskala besar, beberapa music director diundang ke kantor Sony-BMG. Di sana mereka secara bersamaan mendengar sample lagu dari sang artis. Jika promosinya tidak terlalu besar, sample lagu dikirim langsung ke radio-radio. "Diputar atau tidak, itu adalah wewenang dari sang music director," jelas Sundari. (ine/)

Hide Ads