"The Journey ini adalah album yang konsepnya pop dengan genre campuran. Kenapa genre-nya campur? Karena The Journey ini adalah album yang menjadi saksi perjalanan gue selama 5 tahun terakhir. Mulai dari 2010 sampai 2015 gue rangkum nada-nadanya dan jadilah 'The Journey'," ungkap Rendy saat ditemui di The Pallas, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (30/8/2017).
Uniknya, 'The Journey' adalah album perdana yang dirilis oleh Sony Music dengan full berbahasa Inggris, karena ingin memberikan sesuatu yang baru di industri musik indonesia. Meski demikian, Rendy menampik perilisan albumnya itu hanya untuk sekedar gaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk penggarapan album di The Kennel Studio, di Swedia. Kenapa harus di Swedia? Karena Sony Music memang ada kerja sama dengan mereka. Jadi di awal perjanjian itu 60 English, 40 Indonesia. Tapi setelah record, Sony Music Asia Pasific mintanya udah full English aja. Dan gue juga sebagai musisi di album 'The Journey' ini pakai full English bukan untuk gaya-gayaan, tapi emang gue mau mencoba sesuatu yang belum pernah gue coba," ungkap Rendy
Di dalam albumnya, pria kelahiran Medan, 7 Mei 1985 itu juga mengaku dirinya sendiri yang menulis lirik hingga membuat nada-nada hingga akhirnya 'The Journey' terlahir.
"Dari 8 lagu yang gue tulis di Indonesia, 5 lagu kita bikin di Swedia. Jadi totalnya ada 13 lagu tapi yang masuk di album cuma 11 lagu. Tapi dari Sony Music bantu ngedarin album gue ke beberapa negara di antaranya Indonesia, Singapore, Malaysia, Philipine," tambahnya.
Tidak hanya softlaunching, Rendy Pandugo juga menggelar showcase. Acara itu berlangsung pada malam ini di lokasi yang sama, yaitu di The Pallas, SCBD, Jakarta Selatan.
(dar/dar)