Warta itu cukup mengagetkan lantaran sehari sebelumnya, dia baru saja kembali dari Arizona, berlibur bersama istrinya, Talinda Ann Bentley. Saat Chester kembali ke Los Angeles, Talinda memilih tetap di Arizona.
Muncul dugaan bahwa Chester bunuh diri karena depresi. Dalam sebuah wawancara dengan media usai merilis album 'One More Light' Mei lalu, ia menyebut album ini berhasil membantunya keluar dari 'saat-saat gelap'.
Chester mengaku proses pembuatan album tersebut membantunya terus berjuang menghadapi gangguan kejiwaan yang dialaminya. Proses tersebut juga membantunya fokus soal hal yang terpenting dalam hidupnya.
Baca juga: Autopsi Jenazah Chester Bennington Ditunda? |
"Aku sampai pada titik hidupku saat aku merasa, 'Aku bisa saja menyerah dan mati saja atau berjuang untuk apa yang kuinginkan.' Dan aku memilih untuk terus berjuang. Aku ingin punya hubungan yang baik. Aku ingin mencintai orang-orang di hidupku. Aku ingin menikmati pekerjaanku. Aku ingin menikmati saat-saat menjadi ayah, dan punya teman, dan hanya bangun di pagi hari saja. Karena itulah arti perjuangan bagiku," kata Chester.
Akibat depresi Chester Bennington kecanduan obat-obatan terlarang.
Mengapa dia depresi?
Jill Harkavy-Friedman dari American Foundation for Suicide Prevention mengatakan menjadi selebriti kadang tampak menyenangkan. Mereka terkenal, punya banyak uang dan sepertinya bisa membeli barang mewah apapun. Namun nyatanya, mereka mungkin saja memiliki masalah dan memendamnya hingga menjadi depresi dan ingin bunuh diri.
"Seringnya selebriti yang hidup mewah dianggap tidak punya masalah kejiwaan seperti depresi atau cemas. Padahal masalah mental bisa memengaruhi siapa saja tanpa memandang kekayaan. Bisa saja selebriti hidup mewah tapi mereka depresi hingga kecanduan obat-obatan atau alkohol," tutur Friedman seperti dikutip dari Newsweek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah artikel berjudul, 'Why Smartter People are more likely be mentally ill' dalam situs medicaldaily.com pada 2014, disebutkan bahwa banyak masyarakat menghubungkan kecerdasan, kreatifitas dengan penyakit kejiwaan.
![]() |
Tak kurang 2,5 persen dari populasi penduduk Amerika Serikat terkena gangguan bipolar. Banyak orang-orang hebat terserang penyakit tersebut seperti Vincent Van Gogh, Buzz Aldrin, Emily Dickinson, Ernest Hemingway, dan Jackson Pollock.
Chester Bennington adalah salah satu dari orang tenar yang berprestasi. Semasa hidupnya, bersama bandnya Linkin Park, dia menghasilkan banyak karya gemilang.
Berdiri pada 1996, band ini pernah 2 kali meraih Grammy Awards. Pada 2002, mereka menang di kategori Best Hard Rock Performance untuk 'Crawling'. Linkin Park juga memenangkan Best Rap/Sung Collaboration untuk 'Numb / Encore'.
Sayang Chester harus berjuang melawan kecanduan obat-obatan terlarang. Dikutip dari NME, vokalis kelahiran Phoenix, Arizona, pada 20 Maret 1976 itu mengkonsumsi alkohal dan obat-obatan terlarang akibat trauma masa kecil.
Pada usia 7-13 tahun, dia menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual dari lelaki yang lebih tua. Di sekolah, dia jadi korban bullying. Sejak itulah Chester mulai mengenal opium, amphetamine dan kokain untuk pelarian.
Pengalaman traumatis masa kecil, tulis lonerwolf.com, akan mempengaruhi sensitivitas emosional ketika dewasa. Secara intelektual mereka lebih unggul tapi secara sosial mereka terbelakang.
Chester adalah salah satu dari orang cerdas yang harus mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Belum terkonfirmasi bahwa dia mengakhiri hidupnya dengan cara tragis akibat tak bahagia. Namun Ernest Hemingway pernah menulis dalam bukunya yang berjudul 'The Garden of Eden', "Kebahagiaan pada orang cerdas adalah hal paling langka yang saya tahu." (erd/kmb)