Diadakan dekat dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus, gelaran Jazz Gunung yang menginjak usia 9 tahun ini mengambil tema 'Merdekaya Jazz Meneguhkan Indonesia'.
Menurut salah satu Founder Jazz Gunung, Butet Kertaredjasa, ada alasan dan filosofi di balik pemilihan tema kali ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Butet, Jazz Gunung tahun ini mengajak para penontonnya untuk bersama-sama merayakan semangat kemerdekaan dan keberagaman. Baginya, hal ini sejalan dengan apa yang disuguhkan oleh musik jazz.
"Dalam musik jazz itu kan ada berbagai aliran dan instrumen musik dan jenis vokal yang bisa bersatu dalam jazz. Seperti halnya Indonesia," kata Butet lagi.
Masih seperti gelaran yang sebelumnya, di acaranya yang ke-9 kali ini Jazz Gunung masih konsisten menggabungkan modern dengan etnik.
"Musisi-musisi yang hadir di sini juga adalah musisi yang mempunyai warna yang pas dengan semangat Jazz Gunung, yaitu yang memadukan modern dengan tradisi," kata Djaduk Ferianto yang juga merupakan Founder dari acara Jazz Gunung ini.
Dewa Budjana Zentuary, SonoSeni Ensamble, Monita Tahalea, Indra Lesmana Keytar Trio, Glenn Fredly, Sri Hanuraga Trio, hingga Maliq & D'Essential akan turut memeriahkan pagelaran Jazz Gunung Bromo 2017.
Jika tahun lalu pertunjukan baru dimulai pada pukul 16.00 WIB, tahun ini Jazz Gunung akan dimulai lebih awal. Suguhan musik akan dimulai pada pukul 15.30 WIB.
Bagi yang berminat, selain tiket regular, penyelenggara Jazz Gunung juga menyediakan paket akomodasi seharga 2,8 juta Rupiah/paket.
Fasiltas yang didapatkan antara lain penjemputan dan pengantaran dari dan ke Bandara Juanda Surabaya, menginap 3 hari 2 malam di hotel sekitar lokasi acara, sarapan pagi, tiket VIP A 2 hari pegelaran, dan merchandise Jazz Gunung.