Dari materi, VCD Super ekonomis hanya memuat satu musisi dan 18 lagu di tiap kepingnya. Sedangkan CD bajakan yang dibeli di lokasi yang sama yaitu Glodok Plaza, masih bertahan menyajikan kompilasi musisi-musisi nasional dalam jumlah lagu lebih dari 20.
Soal artwork, tentu saja kedua format tersebut tidak memiliki keistimewaan. Hanya ada foto musisi di sampul depan yang dicetak di atas kertas, lalu dibungkus plastik. Namun, VCD Superekonomis memiliki logo hologram ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) dan keterangan 'Lulus Senso' yang lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk CD bajakan itu sekarang kalau masih ada yang jual, paling Rp 2500, bang. Kalau VCD Superekonomis ini kan kalau ambil banyak bisa kita kasih Rp 6 ribu. Kalau nggak Rp 10 ribu," ungkap salah satu pedagang berinisial O kepada detikHOT.
Namun, ketika dibandingkan dengan produk yang lebih tinggi lagi, CD asli, jelaslah VCD Superekonomis menjadi 'si buruk rupa'. CD asli dibalut sampul yang baik serta artwork istimewa, bukan cuma sekedar foto personel. Selain itu, ada lapisan lain dari sampul CD yang memuat lirik-lirik lagunya serta keterangan rinci siapa saja yang terlibat di balik album tersebut.
Dari segi kualitas, tentulah CD asli yang terbaik di antara semua. Produk itu dikerjakan dengan teknisi handal dengan alat-alat memadai. Makanya jangan sampai heran jika rata-rata satu keping CD asli musisi Indonesia dihargai Rp 35 ribu sampai Rp 100 ribu. Satu yang terpenting, CD asli dikerjakan dengan sepenuh hati.
VCD Superekonomis merupakan produk terbaru dari ASIRI sebagai perpanjangan tangan pemerintah di bidang musik, untuk menanggulangi pembajakan. Produk tersebut dihasilkan dari kerjasama ASIRI dengan lima pabrik pembajakan bertaraf nasional.
(mif/doc)











































