Konser MLTR: Reuni yang Cepat Berlalu
Kamis, 03 Feb 2005 01:03 WIB

Jakarta - Rabu (2/2/2005) Michael Learns to Rock menggelar aksinya di Jakarta. Tak seperti lagu-lagu MLTR, konser yang 25 minutes too late itu, berjalan dengan beat yang cepat.Lewat 8 tahun lalu sejak terakhir MLTR menggelar konsernya di Jakarta. Ketika itu grup band asal Denmark tersebut sedang menikmati masa keemasannya dengan hits-hits semacam "Sleeping Child" dan "Thats Why". Kembali ke Jakarta dengan formasi minus sang bassis Soren madsen yang hengkang tahun 2000 lalu, MTR akan menyambangi 6 kota di Indonesia. Pertunjukan perdana mereka telah dimulai di Bandung tanggal 1 Februari lalu. Hits terakhir MLTR "Take Me to Your Heart" memang kurang booming seperti tembang-tembangnya di masa lampau. Alhasil, mayoritas penonton yang tampak di pertunjukan malam ini, mungkin tak jauh beda dengan penonton yang kala itu juga menyaksikan konser MLTR 8 tahun lalu. Rata-rata mengenakan pakaian kantor atau minimal sudah berusia diatas 20 tahun. "Reuni masa lalu, mengenang masa-masa SMA," begitu ujar seorang penonton yang datang dengan pakaian kantornya. Sesuai dengan karakteristik penonton tadi, tak banyak histeria yang muncul dari para penonton begitu Jascha Richter cs muncul ke atas panggung. Setelah lagu pertama belum mampu membangkitkan emosi penonton, MLTR mengeluarkan single "How Many Hour" di daftar kedua-nya. Setelah tembang dari album "Played on Pepper" itu didengungkan barulah penonton mulai bereaksi. Tak banyak, hanya nyanyi-nyanyi kecil sambil senyum manis. Sekedar informasi, album "Played on Pepper" yang dirilis tahun 1995 itu pernah meraih triple platinum di Indonesia. List nyanyi 22 lagu rupanya bikin MLTR terburu-buru. "We have to hurry cause we got 20 songs to play for you," ujar Sacha di pertengahan konser. Mendengar alasan itu maklumlah para penonton akan komunikasi yang minim dari para anggota band ini. Jascha yang berambut pirang memang tak banyak bicara selain memberi introduksi sebelum mulainya setiap lagu. Konser masih tetap terasa 'dingin' sampai lagu "The Actor" dimainkan. Bisa dipastikan satu gedung Tennis Indoor Senayan tahu dan hapal benar akan hits yang populer di tahun 1991 itu. Memanfaatkan momen yang baik tersebut Sacha berusaha mendekat ke penonton dengan turun panggung. Namun namanya juga penonton dewasa, batasan histerisnya cukup sampai berteriak kecil saja. Tak ada dorong-dorongan atau bahkan sampai pingsan segala. Setelah melantunkan kembali beberapa hits MLTR, 2 personil lain plus seorang additional bass wanita menghilang ke belakang. Otomatis, panggung seluas 16x10 meter itu menjadi dominasi Jascha yang tetap setia di belakang keyboardnya. Dua lagu dimainkan secara solo oleh vokalis sekaligus keyboardist grup band ini. Setelah "Naked to the Moon", dengan background lighting yang romantis plus suasana yang tenang, keluarlah hits "Out of The Blue". Penonton yang membawa pasangan pastinya nggak melewatkan momen itu untuk semakin mempererat pelukannya. Setelah dua lagu, personil MLTR nggak membiarkan Jascha sendirian berlama-lama. Kembali dengan formasi utuh MLTR memainkan "You Should Know". Sampai ke bagian akhir konser beat pertunjukan yang cepat tetap dipertahankan, pergantian dari satu lagu ke lagu selanjutnya berlangsung cukup cepat. Di penghujung acara, MLTR sepertinya tak ingin penonton pergi tanpa kesan. Dengan santai Jascha berkata, "Jakarta, I would like to introduce you, Michael Learns to.... Disco". Irama cepat pun menghentak, ingin membakar suasana Jakarta MLTR mencoba memancing histeria dengan memilih tembang "Take Me On" dari grup band lawas, AHA. Pilihan MLTR bisa dibilang tepat, penonton yang sejak tadi dibuai lagu-lagu romantis, tak ragu-ragu bergoyang menyambut lagu berirama cepat itu. Memanfaatkan suasana yang panas, MLTR menyambung dengan hentakan "Jump" dari Van Halen. Tanpa dikomando penonton pun berlompatan mengikuti irama lagu cadas ini. Setelah memanaskan suasana, MLTR sepertinya ingin menutup konser mereka dengan manis. Pilihannya, tembang "Thats Why" yang memang sudah ditunggu-tunggu itu pun akhirnya dilempar. Teriakan histeris menyambut salah satu lagu terpopuler milik MLTR tersebut. Tanpa terasa lewat sudah satu setengah jam bersama Jascha Richter, Kare Wanscher, dan Mikkel Lentz. Untuk sebuah konser, memainkan 20 lagu dalam waktu satu setengah jam bisa dibilang cukup cepat. Penyanyi atau grup lain yang biasanya membawakan 12-16 lagu juga menghabiskan waktu yang sama. Entah karena terlambat mulai atau karena padatnya jadwal lagu, alur konser yang cepat membuat lagu-lagu yang ditunggu berlalu begitu saja. Penonton yang rata-rata berusia dewasa juga membuat konser ini terasa adem ayem. Untuk rangkaian konser mereka, MLTR menyiapkan asesori lighting yang cukup menyemarakan suasana. Sayang, kurang diimbangi aksi panggung yang atraktif. Selepas Jakarta, MLTR masih punya pr 4 kota lagi. Semarang (3/2), Yogyakarta (4/), Surabaya (5/2) dan Bali (6/2). Konser yang bertema amal itu, Rp 50 ribu dari masing-masing penjualan tiketnya akan disumbangkan untuk korban tsunami di Aceh. (fta/)