Desa Wisata Dusun Brayut Desa Pandowoharjo, Sleman sudah dua kali menjadi tuan rumah acara berkumpulnya berbagai musisi jazz. Yang pertama pada tahun 2012. Sedangkan yang kedua adalah yang digelar hari ini, Sabtu (22/11/2014).
Acara yang digelar sejak pagi hingga malam ini sukses, meski diguyur hujan. Namun tidak menyurutkan minat orang untuk menonton. Ribuan orang datang mamadati lima panggung yang disiapkan panitia di tempat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada lima panggung musik dan satu panggung tradisional untuk kesenian jatilan. Suasana dan panggung tetap seperti dulu yakni bukan di tempat elit. Tanah lapang seperti lapangan bola voli dan halaman yang luas milik warga dijadikan panggung musik. Kelima panggung itu adalah panggung Dang Dung, panggung Bang Bung, panggung Thang Thing, panggung Ning Nong dan panggung Jrang Jreng.
Penonton pun bebas memilih mau menyaksikan panggung musik yang mana sesuka hati. Warga sekitar bersama penonton dari luar berbaur menjadi satu menyaksikan hiburan musik jazz yang sudah digelar dua kali ditempat itu.
Di sekitar panggung maupun jalan dusun, warga berjualan berbagai makanan dan minuman. Ada bakmi Jawa, nasi pecel, wedang ronde, nasi angkringan dan lain-lain.
"Tidak ada sekat-sekat lagi antara musisi atau artis dengan penonton dari luar dengan masyarakat setempat. Semua bebas menikmati musik yang disukai. Tinggal pilih saja," ungkap Aji Wartono salah satu tim kreatif Ngayogjazz.
Dia ingin menunjukkan musik jazz itu terbuka, bisa dinikmati oleh semua orang, tidak elitis. Acara ini juga menjadi ajang pertemuan musisi jazz dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
"Ini menjadi tempat bertemunya para musisi jazz terutama anak-anak muda untuk saling belajar atau berinteraksi," katanya.
Sedikitnya ada 44 musisi dan komunitas dari berbagai daerah yang tampil sejak siang hingga malam hari. Namun yang paling banyak ditunnggu penonton adalah penampilan Dewa Budjana, Balawan Trio, Syaharani dan Frau.
Sebelum Frau tampil, para penonton banyak berkumpul di panggung Bang Bung untuk menyaksikan penampilan para musisi muda seperti Danny Eriawan Project dan Diwa Hutomo & The Soul Brother. Begitu mereka usai, para penonton kemudian berpindah ke panggung Ning Nong yang terletak sekitar 100 meter dari tempat itu.
Para penonton di panggung tersebut menyaksikan penampilan Frau. Panggung yang berada di teras rumah joglo itu pun penuh sesak. Penonton dengan tertib menyaksikan penampilan Frau dengan duduk lesehan di halaman. Hampir semua panggung dipenuhi penonton dan warga sekitar yang menyaksikan musik jazz secara bebas dan gratis. Hal serupa juga di panggung lainn seperti panggung Jrang Jreng dan panggung Thang Thing yang letaknya juga tidak berjauhan.
"Suasana seperti ini, suasananya membaur semuanya dalam kegembiraan. Semakin malam akan lebih ramai lagi," ujar penggagas Ngayogjazz, Djaduk Ferianto.
(bgs/ich)