Menamakan konsepnya 'City Jazz Festival', Jak Jazz 2014 akan digelar di enam wilayah Jakarta dengan total panggung sebanyak 20 titik. Mulai dari mall, cafe, museum, bahkan waduk dan pasar di Jakarta akan didaulat sebagai lokasi konser.
"Ini format yang bagus sekaligus tantangan buat saya. di luar negeri itu sudah common sebetulnya dengan konsep 'city festival', karena dampaknya akan besar sekali untuk kota itu sendiri," jelas CEO BDI Richard Buntario sekaligus Ketua Penyelenggara Jak Jazz 2014 saat jumpa pers di Kemang Village, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memang tidak mengejar massa. Selama ini Jak Jazz hanya digelar di satu kawasan, penonton dan pemainnya itu-itu saja. Bagaimana dengan lapisan masyarakat yang lain. Kalau konsep seperti ini akan tersebar, "tambah Richard.
"Kami ini lebih memperkenalkan musik jazz ke lapisan masyarakat yang selama ini dianggap tidak bisa menerima jazz," lanjutnya.
Tempat-tempat bersejarah seperti Setu Babakan, Museum Fatahillah dan Kota Tua pun turut serta. Bahkan Waduk Pluit dan Pasar Tanah Abang.
"Untuk Tanah Abang ini sedang dalam pengurusan izin. Karena tidak mudah dan jangan sampai mengganggu. Tapi ini juga tantangan dari Pemda DKI dan kita mau selesaikan," tegasnya.
Nantinya seluruh musisi yang mengisi acara akan tampil bergantian di sejumlah tempat. Menurut Richard, dalam satu hari kerja, akan ada 2-3 titik yang bermain. Namun, memasuki akhir minggu, sekitar 10 panggung akan 'bunyi' bersamaan.
Tanggal 24 November besok akan menjadi hari pertama Jak Jazz 2014 dimulai. Hanya mengandalkan musisi lokal, Jak Jazz 2014 akan berlangsung sepanjang 13 hari ke depan hingga tanggal 7 Desember 2014.
(hap/fk)