Dahulu mungkin tidak se-modern hari ini; Daft Punk hanya mengandalkan topeng Hallowen yang mengerikan berwarna merah dan biru. Terkadang menjadi hitam atau warna kulit, tapi yang jelas rambut kedua musisi asal Prancis itu masih jelas terlihat. Baru pada 1997, kala disibukkan dengan 'Discovery', keduanya mengubah topeng menjadi helm yang futuristik berwarna emas dan silver.
Dalam suatu wawancara dengan Rolling Stone pada 2013 lalu, Guy-Manuel dan Thomas Bangalter, menjelaskan bahwa helm tersebut lebih dari sekedar gimmick musisi di atas panggung. Lalu apa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guy-Manuel de Homem-Christo menambahkan dengan pandangan lain tentang teori gravitasi. "Kami bukan seorang aktor atau model. Itu tidak akan menyenangkan bagi umat manusia untuk melihat seluruh wajah kami. Tapi, robot, selalu menarik buat orang banyak dan tentu akan menarik hubungan gravitasi mereka pada kami," jawabnya dengan bijaksana.
Dalam perjalanannya, helm Daft Punk sudah berganti model. Setelah 1997, mereka sempat mempunyai helm dengan rambut palsu pada 2001. Sampai kemudian mereka menyadari bahwa robot 'botak' jauh lebih keren.
Pertanyaan mengenai helm itu pun semakin banyak terlontar, terutama bagaimana soal sistem sirkulasi udara untuk membuat dua musisi itu bisa tahan berlama-lama menggunakannya. Tak hanya untuk pentas, tapi dalam berbagai kesempatan jumpa pers dan ajang penghargaan, helm tersebut tak pernah lepas. Ternyata, helm Daft Punk memiliki dua sistem utama, yaitu Air Conditioner (AC) dan alat komunikasi.
Selain itu, ada satu alasan lain yang semakin meyakini dua pria tersebut untuk tetap menjadi 'robot'.
"Pada suatu ketika kami berada di Ibiza, Spanyol dalam suatu pesta akbar tiba-tiba ada seorang pria berlari sambil meneriakkan namaku, seketika sekelompok orang mengejarnya. Ini yang membuat saya, kami, bertahan. Kami tidak harus selalu menghadapi orang-orang yang mendekat dan bercerita tentang hal-hal yang kami lakukan," ungkap Thomas Banglater.
"Ketika kami berdua selesai dari sebuah rekaman di studio, kami berjalan santai sambil ngobrol. Memegang segelas kopi panas dan duduk di subway. Tentu seluruh penumpang tidak membayangkan bahwa mereka sedang berada di subway bersama musisi terkenal," tutupnya sembari tertawa.
(hap/mmu)