Album keenam itu sekaligus menandai 1 dekade atau 10 tahun perjalanan Luks, Giox, Dadi dan Akbar. Untuk itu, sebuah gimmick ciamik dipersembahkan berupa 10 kolaborasi dengan beragam musisi mulai dari gitaris, vokalis, bassis sampai BeatBox di 10 lagu yang hadir di 'Berandalan Ibukota'.
"Idenya sih spontan ya. Kita udah 10 tahun berkarya, enaknya dikasih gimmick apa ya. Yaudah kita putusin aja untuk ajak 10 orang buat kolaborasi," buka vokalis, Luks, saat jumpa pers perlisan album barunya di Rolling Stone Cafe, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita coba dengerin materi kita, enaknya diisi siapa aja. Yaudah, habis kita telfon-telfonin, alhamdulillah semuanya mau bantuin," cerita Luks lagi.
"Jadi semuanya bener-bener dibantunya luar biasa. Bahkan nggak ada ba..bi..bu nanya ada fee-nya apa nggak. Ini kebanggan buat Superglad," sambung pemain bass, Giox.
Dengan single andalan bertajuk sama dengan album, band pelantun 'D'Allays' itu bermain dengan karakter di album ini. Bagaimana tidak, musisi kolaborasi tersebut benar-benar mempunyai karakter yang kuat sehingga menjadikan lagu Superglad pun berubah.
"Kaya di lagu 'Anugrah & Petaka', pas bass-nya Rindra masuk, itu lagu langsung jadi Padi banget. Atau kaya pas di lagu 'Senjata', giliran Roy nyanyi, langsung jadi lagunya Boomerang," ujar Luks.
Judul 'Berandalan Ibukota' sendiri diambil bukan tanpa arti. Nama tersebut dipilih juga sebagai persembahan untuk komunitas yang membesarkan nama mereka sejak 19 tahun lalu.
"Kita mau tribute untuk mereka yang sudah support kita. Sekaligus ngasih tau ke masyarakat, kalau kata 'berandalan' itu nggak selalu negatif!," tegas Luks.
Hal terakhir yang spesial di album ini adalah, seluruh materi merupakan rangkuman dari proses belajar Superglad dari album pertama 'Laki-laki- tahun 2003 sampai kelima, 'Cinta & Nafsu' tahun 2011 lalu.
"Jadi ini juga sebagai rangkuman seluruh karakter Superglad dari album 1-5. Ada lirik cinta, jenaka dan politik," jelas Giox lagi.
"Kita punya Superglad Heroes -sebutan penggemarnya-- di seluruh Indonesia. Jadi kita masa bodo, mau industri lagi hancur atau gimana, yang jelas 'Berandalan Ibukota' dirilis," tandas Luks yakin.
(hap/wes)