Jakarta -
Andra and The Backbone awalnya lebih dikenal sebagai band rock. Tapi, pada perjalanannya, mereka seolah 'melempem'. Berikut fakta-fakta tentang Andra dan kawan-kawannya tersebut.
Lima album album dalam enam tahun sepertinya belum dirasa cukup bagi Dedy Lisan, Stevie Item dan Andra Ramadhan untuk menggelar sebuah konser. Dengan karya sudah banyak dan berkualitas, mengapa mereka seolah masih malu-malu untuk naik panggung besar? Tentu saja, hal itu sudah sangat dinanti oleh para penggemar.
Andra and The Backbone sejatinya adalah proyek solo dari seorang Andra Ramadhan. Lantas kenapa menampilkan tiga orang? Kesulitan menciptakan lantunan suara gitar sebagai album, dirasakan oleh Andra. Terlebih jika semuanya harus disajikan dengan kualitas yang mumpuni.
Untuk itulah musisi 41 tahun itu mengajak Stevie Item untuk membantunya menghasilkan musikalitas yang baik. Masih belum cukup, Stevie kemudian mengenalkan Andra pada Dedy Lisan yang akhirnya didaulat menjadi seorang vokalis.
Rencana menciptakan materi yang full instrumen di setiap album, sepertinya belum berhasil terwujud sampai di album kelimanya. Demi mengakali sekaligus berlatih, Andra and The Backbone konsisten untuk merilis lagu instrumental di tiap albumnya.
Lagu berjudul 'Surrender' di albumΒ 'Andra and The Backbone (2007)', '3 Keajaiban' di album 'Season 2 (2008)'. Sedangkan di album ketiga berjudul 'Love, Faith & Hope' di album berjudul same tahun 2010 dan 'The Time Traveller' di album 'IV' tahun 2012. Hanya di album terbarunya saga, 'Victory' Andra and The Backbone tidal meyispkan lagu instrumental mereka.
Walaupun mengusung tema cinta sejak awal kehadirannya, Andra and The Backbone mampu mengubah paradigma lagu cinta menjadi lagu yang tidak terdengar cengeng. Misalnya lagu 'Musnah' atau 'Lagi dan Lagi' yang mengisyaratkan seseorang yang tersakiti cintanya. Ada juga lagu 'Sempurna' yang sangat apik dengan balutan akustik menggambarkan hubungan cinta yang lebih luas.
Kesimpulannya, Andra and The Backbone mampu membuat laki-laki berambut 'gondrong' dan terkesan sangar untuk menjadi romantis.
Salah satu tolak ukur sebuah karya musik itu baik adalah diapresiasi dalam bentuk apapun, misalnya penghargaan. Seperti yang dialami Andra and The Backbone pada lagu ciptaan mereka 'Sempurna' yang dinyanyikan di dua negara Asia lainnya, yaitu Korea dan Jepang.
Negara pertama adalah Korea, lewat salah satu penyanyinya bernama Nicholas Teo. Teo meminta kepada Andra untuk mengubah 'Sempurna' ke dalam bahasa korea dan masuk ke dalam album pribadinya bertajuk 'THE MOMENT OF SILENCE'.
Halaman Selanjutnya
Halaman