Setelah sukses mengukir nama sebagai aktor, Reza Rahadian kini menandai langkah barunya di dunia perfilman sebagai sutradara lewat film panjang perdananya berjudul Pangku. Film yang akan tayang di bioskop pada 6 November 2025 ini diproduseri oleh Arya Ibrahim dan Gita Fara, dengan Melyana Tjahjadikarta sebagai produser eksekutif.
Selain duduk di kursi sutradara, Reza juga berperan sebagai penulis naskah bersama penulis dan novelis Felix K Nesi. Film ini menjadi ruang eksplorasi bagi Reza untuk menyalurkan gagasan dan emosi personalnya, terutama tentang perjuangan seorang ibu tunggal.
Reza mengaku masih terkejut dengan sambutan luar biasa terhadap film perdananya ini. Hal itu ia sampaikan di gala premier Pangku yang digelar di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya masih terasa sangat sureal. Ini perjalanan awal bagi saya sebagai sutradara dan penulis. Bersama Felix, kami berusaha memberikan yang terbaik dan semoga kisah ini bisa beresonansi dengan banyak orang," ungkap Reza Rahadian.
Pangku terinspirasi oleh latar belakang pribadinya yang dibesarkan dengan ibu tunggal. Reza menuturkan bahwa film ini merupakan bentuk penghargaan terhadap sosok ibu dan perempuan.
"Menjadi ibu rumah tangga saja sudah sulit, apalagi jika harus berjuang sendirian. Film ini adalah buah pemikiran sekaligus surat cinta saya untuk para perempuan yang berjuang memenuhi kebutuhan diri dan keluarga," tambah Reza.
Sebagai produser eksekutif, Melyana Tjahjadikarta menyampaikan rasa bangganya terhadap karya perdana Reza.
"Saya kenal Reza sudah lama. Waktu dia cerita ide film ini, saya langsung merasa ini kisah yang nyata dan sangat manusiawi. Saya berharap film ini bisa berdampak positif bagi para ibu tunggal dan perempuan di luar sana bahwa walaupun kita berada di titik terbawah, selalu ada harapan. Kasih sayang ibu untuk keluarga tak pernah putus dan tak pernah menyerah. Film ini mengingatkan kita untuk tidak mudah menghakimi, karena setiap orang punya perjuangan yang berbeda," beber Melyana.
Arya Ibrahim, produser Pangku, menyebut pencapaian film ini di Busan dan FFI 2025 sebagai momentum besar. Ia juga merasa film ini akhirnya pulang kampung ke Indonesia, di mana penayangannya tepat bersamaan film ini memulai syuting di Indramayu.
"Maknanya besar sekali buat kami, apalagi sebagai pembuat film Indonesia bisa dikenal di Busan dan diapresiasi di negeri sendiri," kata Arya Ibrahim.
"Kisah kecil dari ujung Pulau Jawa ini bisa beresonansi ke banyak tempat. Itu yang paling membahagiakan," tambah Gita Fara.
Sebagai associate producer sekaligus aktris dalam film ini, Happy Salma mengenang perjalanan panjang Pangku sejak ide awal. Ia pun bercerita bagaimana Reza memiliki ide film ini sejak tujuh tahun lalu.
"Sekitar tujuh tahun lalu, Reza cerita tentang situasi di Indramayu. Saya tahu dia punya integritas dan cinta yang besar terhadap sinema. Saya bilang, ini cita-cita yang harus diwujudkan. Pas baca naskahnya, saya baper sendiri. Ceritanya begitu kuat dan manusiawi," kata Happy Salma.
Aktris senior Christine Hakim mengaku sempat ragu ketika pertama kali membaca naskah Pangku. Namun, ia mulai kagum dengan Reza Rahadian yang disebut sebagai anak ajaib.
"Saya pikir, apa mungkin skrip bisa siap dalam dua bulan? Tapi saya lupa, Reza ini anak ajaib. Dia terlibat dalam setiap proses, sampai draft kelima. Ternyata semuanya bisa," ungkap Christine sambil tersenyum.
Claresta Taufan yang mencuri perhatian lewat perannya sebagai Sartika, mengaku sangat bersyukur atas penghargaan dan apresiasi yang diterimanya dalam ajang. Claresta sebelumnya meraih Rising Star dalam Marie Claire Asia Star Awards 2025 di Busan International Film Festival.
"Aku masih memproses semuanya, tapi sangat bersyukur. Apresiasi ini hasil kerja keras seluruh tim. Sartika mewakili perempuan di mana pun, ibu, anak, atau siapa pun yang berjuang untuk hidup yang lebih baik," tutur Claresta Taufan.
Selain itu, bagi Fedi Nuril, perannya sebagai Hadi menjadi refleksi tentang kebutuhan manusia yang paling dasar. Ia juga membagi karakter yang dimainkan menjadi tiga bagian.
"Eh, saya melihat karakter itu saya pecah tiga: kebutuhan fisik, kebutuhan emosional, dan kebutuhan spiritual. Sayangnya, karakter-karakter yang di film Pangku ini yang ingin kami representasikan sejujur mungkin, kebutuhan fisik aja mereka kesusahan. Tidak ada pilihan, mau gak mau apa yang ada dikerjakan supaya hanya untuk bertahan hidup. Tapi ternyata kebutuhan emosional itu udah jadi desain manusia dari semenjak manusia lahir. Makanya, pertengkaran kuatnya Hadi, dia kesepian juga begitu," beber Fedi Nuril.
Sementara itu, Devano Danendra merasa punya hubungan personal dengan karakter Gilang yang diperankan. Sebab sang ibu adalah orang Indramayu yang dekat dengan jalur Pantura.
"Ibu saya orang Indramayu, jadi saya merasa dekat dengan cerita ini. Saya banyak recall masa kecil saya di sana," kata Devano.
Pangku mengisahkan Sartika (Claresta Taufan), seorang perempuan hamil yang meninggalkan kampung halamannya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di pesisir Pantura. Ia ditolong oleh Bu Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi yang kemudian menjadi sosok ibu baginya. Namun keadaan ekonomi memaksa Sartika terjerat dalam praktik kopi pangku demi bertahan hidup dan membesarkan anaknya. Di tengah kepahitan itu, ia bertemu Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk yang menjadi pelanggan tetap kedai kopi tersebut.
Film ini dibintangi oleh Christine Hakim, Claresta Taufan, Fedi Nuril, Devano Danendra, Lukman Sardi, dan Jose Rizal Manua.
Sebelum tayang di Indonesia, Pangku lebih dulu menggelar world premiere di Busan International Film Festival (BIFF) 2025 dan meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival-Central Asia Cinema Award, Face of the Future Award.
Aktris Claresta Taufan juga membawa pulang Rising Star Award di ajang Marie Claire Asia Star Awards yang menjadi bagian dari BIFF ke-30. Tak berhenti di situ, Pangku kini menorehkan prestasi baru dengan tujuh nominasi utama di Festival Film Indonesia (FFI) 2025, di antaranya:
1. Film Cerita Panjang Terbaik
2. Pemeran Utama Perempuan Terbaik (Claresta Taufan)
3. Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik (Christine Hakim)
4. Penulis Skenario Asli Terbaik (Reza Rahadian & Felix K. Nesi)
5. Pengarah Artistik Terbaik
6. Penyunting Gambar Terbaik
7. Penata Musik Terbaik
(fbr/mau)











































