Jalan Oppenheimer begitu mulus dan terus-terusan mengukir raihan hingga saat ini. Beragam rekor telah dipecahkan oleh film garapan Christopher Nolan tersebut dan yang terbaru adalah menjadi film biopik paling laris di sepanjang sejarah perfilman dunia.
Pada akhir pekan kemarin Oppenheimer berhasil menambah pendapatannya menjadi USD 912,7 juta atau senilai Rp 14 triliun dan mengalahkan catatan yang ditorehkan oleh Bohemian Rhapsody sebagai film biopik paling laris dengan jumlah USD 910,8 juta atau sebesar Rp 13,9 triliun pada 2018.
Tak hanya kesuksesan secara box office saja, film yang dibintangi Cillian Murphy itu digadang-gadang akan meraih sukses besar dalam beberapa ajang penghargaan sebagaimana yang pernah diraih oleh Bohemian Rhapsody. Mereka disebut-sebut akan mendominasi Oscar 2024 mendatang bersama dengan Barbie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun hal ini masih mengundang perdebatan karena demo para aktor Hollywood yang masih berlangsung dan dalam salah satu tuntutannya menolak untuk menghadiri acara penghargaan. Hal ini pun tentunya membuat Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) harus berpikir keras untuk tetap menggelar atau menunda ajang tersebut.
Sebelumnya Oppenheimer juga berhasil menjadi film yang menceritakan tentang Perang Dunia ke-2 paling laris sepanjang masa dengan raihan yang sangat jauh sekali dibandingkan pemegang rekor sebelumnya, yakni Dunkirk (USD 527 juta) dan juga Saving Private Ryan (USD 482 juta).
Tak hanya itu saja, mereka juga berhasil mengukir sejarah sebagai film rated-R pertama yang mendapatkan keuntungan lebih dari USD 10 juta hanya dalam satu pekan saja. Padahal Oppenheimer merupakan film rated-R pertama yang digarap oleh Nolan selama lebih dari 20 tahun.
![]() |
Di balik semua catatan positif yang diukir oleh Oppenheimer ada sebuah kritikan yang dikeluhkan oleh banyak orang, yakni mengenai suara dialog yang sulit didengar.
Padahal dialog merupakan salah satu elemen penting dalam menikmati sebuah film, namun sang sutradara yakni Christopher Nolan memiliki penjelasan terkait hal itu.
Dalam wawancaranya bersama Insider ia mengaku tak melakukan Automated Dialogue Replacement (ADR) atau perekaman ulang suara dialog yang diucapkan oleh para aktor. Ia memilih memakai suara yang benar-benar terekam di lokasi syuting dan tentunya ditambahkan beberapa backsound agar membuat adegan-adegan itu terasa indah.
"Aku suka memakai penampilan (audio) yang dihasilkan pada momen tersebut dibandingkan para aktor harus merekam suara lagi. Yang mana ini merupakan pilihan dari sisi artistik yang mungkin saja beberapa orang tak setuju, dan itu hak mereka (untuk tak setuju)," paparnya.
Selain itu ada pula faktor lainnya, yakni suara bising yang dihasilkan dari kamera IMAX yang digunakan oleh Nolan selama proses syuting.
"Sejujurnya, IMAX sedang membuat kamera baru yang mana akan lebih tak berisik. Tapi hal paling mencengangkan adalah software yang membuatmu bisa memfilter suara bising kamera. Ini adalah perkembangan yang pesat selama 15 tahun belakangan sejak aku memakai kamera ini. Dan membuatmu bisa melakukan adegan-adegan yang lebih intim yang dulu tak bisa kau lakukan," ungkap Nolan.
Oppenheimer belum bisa disaksikan di layanan OTT dalam waktu dekat. Nolan mengatakan baru mau film tersebut ditayangkan di sana pada Oktober hingga November mendatang.
(ass/pus)