Ada kisah menarik yang terjadi dalam produksi Batman Returns pada 1992. Pemeran Batman yakni Michael Keaton menolak bekerjasama dengan lawan mainnya Michelle Pfeiffer yang berperan sebagai Catwoman. Dalam komik diceritakan kisah percintaan antara Batman dan Catwoman begitu kompleks, maka di kehidupan nyata pun demikian pada kedua aktor tersebut.
Hal ini diakibatkan karena sebelum produksi film itu dimulai, keduanya sempat menjalin kasih dan berpisah menjelang film tersebut digarap. Tentunya ini menjadi tantangan besar untuk keduanya yang dipaksa beradegan mesra di tengah perasaan sedih setelah kandasnya hubungan mereka.
Setelah sukses dengan Batman pada 1989, Warner Bros berniat untuk memberikan suguhan berbeda pada film superhero tersebut. Tim Burton yang kembali didapuk menjadi sutradaranya memilih untuk menghadirkan romansa antara si pangeran Gotham dengan Selina Kyle atau Catwoman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencarian aktris pemeran Catwoman sempat mandek. Ada beberapa nama yang santer kala itu yakni Madonna sampai Nicole Kidman. Namun akhirnya mereka setuju dengan Michelle Pfeiffer yang dianggap paling cocok saat itu.
Pemilihan Michelle pun tak semulus itu, Michael Keaton yang sudah lebih dulu diumumkan menolak keputusan tersebut. Bersama sang produser, Jon Peters, keduanya tak mau Michelle Pfeiffer memerankan karakter tersebut.
"Untuk menambah bumbu-bumbu, Michael Keaton dan Michelle Pfeiffer sempat berkencan dan telah putus. Saat itu Michael mengatakan padaku jika ia ingin kembali bersama mantan istrinya. Hal ini membuat Michael Keaton sangat menentang keputusan untuk meng-casting Pfeiffer," tutur aktor Robert Wuhl dilansir dari Collider.
Michelle Pfeiffer terang-terangan mengakui perannya di Batman Returns merupakan salah satu yang paling tersulit di sepanjang kariernya dalam wawancaranya bersama ET pada 1992. Salah satu yang paling menantang adalah bagaimana ia harus mahir memainkan cambuknya.
![]() |
Agar bisa tampil sempurna, ia berlatih secara intens bersama Anthony Delongis, koreografer adegan pertarungan dan guru akting di UCLA.
"Sungguh keberuntungan bisa bertemu dengannya (Delongis), karena pengajarannya berbeda dengan siapa pun yang pernah kulihat. Cambuk itu benar-benar berperan penting untuk karakter ini. Aku tak bisa membayangkan Catwoman tanpa cambuk dan juga tentunya tanpa (pengajaran) dari Anthony Delongis," ungkapnya.
Meski terjadi konflik sebelum syuting, nyatanya chemistry antara keduanya justru begitu terasa di dalam film tersebut. Michael Keaton dan Michelle Pfeiffer menuai pujian karena berhasil menghadirkan kisah cinta yang rumit dalam film superhero itu. Keduanya sama-sama saling mencinta namun mereka tahu jika tak mungkin bersama, dan hal ini membuat penampilannya di dalam layar terasa begitu nyata dan menyentuh.
Aksi keduanya sempat membuat para penonton 'lupa' dengan kehadiran villain utama di sana yakni The Penguin yang diperankan oleh Danny DeVito. Film tersebut pun mendapatkan untung yang cukup besar di mana mereka hanya menghabiskan biaya produksi mencapai 50 sampai 80 juta USD, sementara pendapatan globalnya menyentuh angka 266,8 juta USD.
(ass/wes)