Oppenheimer Gunakan CGI di India dan Timur Tengah Tapi Bukan Editan Nolan

Oppenheimer Gunakan CGI di India dan Timur Tengah Tapi Bukan Editan Nolan

Asep Syaifullah - detikHot
Kamis, 27 Jul 2023 17:02 WIB
Cuplikan adegan di film Oppenheimer.
Cuplikan adegan dalam film Oppenheimer (2023). Dok. Universal Pictures
Jakarta -

Christopher Nolan beberapa kali mengungkapkan film terbarunya, Oppenheimer, tak memakai CGI agar membuatnya menjadi senyata mungkin. Baginya, adegan-adegan di dalam film tersebut harus bisa dirasakan nyata dan dipercayai oleh para penonton sehingga pesan yang disampaikannya bisa lebih mudah diterima.

Namun, pada pemutaran film tersebut di India dan Timur Tengah, otoritas setempat memilih untuk menggunakan Computer Generated Imagery (CGI) sebagai bagian dari sensor. Mereka mengubah gambar adegan topless Florence Pugh yang berperan sebagai Jean Tatlock dengan memasukkan dress hitam.

Pada adegan aslinya, Jean duduk tanpa atasan di depan J Robert Oppenheimer (Cillian Murphy) di kamar hotel. Namun karena bioskop India dan Timur Tengah melarang adegan telanjang, mereka pun memilih untuk menampilkan Jean dengan dress hitam di adegan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adegan seks yang terjadi antara karakter yang dimainkan Florence Pugh dan Cillian Murphy juga turut jadi polemik gegara dianggap menyakiti umat Hindu. Mereka kecewa kenapa Bhagwad Geeta dibacakan saat keduanya sedang berhubungan intim.

Hal ini pun membuat pemerintah India memaksa mereka untuk menghapus adegan intim tersebut dari film Oppenheimer.

ADVERTISEMENT
L to R: Florence Pugh is Jean Tatlock and Cillian Murphy is J. Robert Oppenheimer in OPPENHEIMER, written, produced, and directed by Christopher Nolan.L to R: Florence Pugh is Jean Tatlock and Cillian Murphy is J. Robert Oppenheimer in OPPENHEIMER, written, produced, and directed by Christopher Nolan. Foto: Melinda Sue Gordon/Melinda Sue Gordon/Universal Pic

Sebelumnya Christopher Nolan memang mengaku tak terlalu percaya diri dengan adegan seks yang ditampilkannya. Ia merasa gugup saat mengerjakan hal yang belum pernah dilakukan atau tantangan baru.

Namun adegan tersebut harus ditampilkan karena itu menjadi salah satu bagian penting dalam hidup J Robert Oppenheimer.

"(Christopher Nolan) tahu jika adegan itu akan membuat rating film tersebut berubah. Dan kupikir ketika kau melihatnya, itu sangat kuat. Dan adegan itu tidak serampangan, mereka sempurna dan Florence sungguh menakjubkan," ungkap Cillian Murphy dalam wawancara bersama The Sydney Morning Herald.

Cillian Murphy pun mengatakan syuting dilakukan dengan benar-benar efektif dengan memanfaatkan set yang sangat besar. Ia pun menyamakan proses produksi seperti film independen karena kadang tak banyak orang yang terlibat di sana.

"Set-nya sangat besar, tapi terasa seperti mengerjakan film indie. (Kadang) hanya ada Chris (Nolan) dan kameramen (mereka lebih sering memakai satu kamera, kecuali saat pengambilan gambar di set yang luas) dan boom operator, itu saja. Tak ada monitor untuk sutradara, ia seperti filmmaker analog," ungkap bintang Peaky Blinders itu.

Meskipun film itu menjadi yang tersingkat dalam proses syutingnya, Oppenheimer menjadi film dengan durasi paling panjang yang pernah dibuat oleh Nolan. Hasil akhir dari film itu sendiri berdurasi 3 jam dan menjadi yang terpanjang di antara karyanya yang lain.

Bahkan roll film yang dihasilkan dari seluruh pengambilan gambar untuk film tersebut mencapai panjang 17,7 km dan seberat 272 kg.




(ass/mau)

Hide Ads