Bicara soal kekerasan seksual maupun pelecehan terhadap sesama manusia sampai saat ini masih menjadi hal yang tragis.
Biasanya, korban dari tindak pidana tersebut lebih banyak adalah perempuan. Sebab, perempuan kerap dianggap makhluk yang lemah dan mudah ditaklukkan.
Sama halnya dengan cerita pelecehan dan kekerasan seksual pada perempuan di wilayah Indonesia Timur, tepatnya Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak perempuan di sana merasa khawatir dan takut, sebab aksi pelecehan dan kekerasan seksual bisa terjadi kapan dan di mana saja.
Kisah ini kemudian digambarkan dalam film Woman From Rote Island garapan Jeremias Nyangoen. Film yang menggambarkan kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan ini melibatkan aktor dan aktris baru dari Pulau Rote.
Jangan salah, akting mereka pada film yang berdurasi 2 jam itu patut diacungi jempol. Sebab, akting mereka tampak sangat natural dan luar biasa untuk project pertamanya itu.
"Kenapa memilih pemain baru ketimbang yang sudah terkenal? Sebab saya ingin memberikan ranah kepada para generasi baru yang memiliki bakat. Kenapa tidak?" ujar Jeremias Nyangoen di Senayan, Jakarta Pusat.
Bukan hanya menjelaskan keadaan keadilan terhadap perempuan saja, film ini juga turut menampilkan keindahan Pulau Rote yang alamnya masih asri dan indah.
Beberapa budaya milik Nusa Tenggara Timur pun turut dilibatkan seperti larangan keluar rumah bagi perempuan yang baru saja ditinggal suaminya karena meninggal dunia, sampai upacara adat lainnya.
Ada juga adat istiadat berupa meminta maaf kepada orang tua yang sudah meninggal. Jika melakukan kesalahan yang fatal, maka mereka diwajibkan untuk meminta maaf langsung kepada tulang belulang milik mendiang orang tua yang sudah meninggal.
(pig/mau)