Produksi Blade Berhenti Gegara Demo Penulis Hollywood

Produksi Blade Berhenti Gegara Demo Penulis Hollywood

Asep Syaifullah - detikHot
Minggu, 07 Mei 2023 18:47 WIB
LOS ANGELES, CA - MAY 02: People picket outside of Paramount Pictures on the first day of the Hollywood writers strike on May 2, 2023 in Los Angeles. Scripted TV series, late-night talk shows, film and streaming productions are being interrupted by the Writers Guild of America (WGA) strike. In 2007 and 2008, a WGA strike shut down Hollywood productions for 100 days, costing the local economy between $2 billion and $3 billion. (Photo by David McNew/Getty Images)
Demo penulis Hollywood. Foto: Getty Images/David McNew
Jakarta -

Ribuan penulis yang tergabung dalam Writers Guild of America (WGA) melakukan demonstrasi dan mogok kerja sehingga membuat berbagai acara dan proyek film serta serial terkena dampaknya.

Salah satu yang terkena dampaknya adalah Blade, film terbaru Mahershala Ali bersama Marvel. Rencananya film pembasmi vampir itu akan memulai syuting pada bulan depan di Atlanta.

Namun gegara demo tersebut mereka pun memutuskan untuk membatalkan rencana tersebut untuk waktu yang belum ditentukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam produksi Blade sendiri ada nama Nic Pizzolatto yang sebelumnya menggarap True Detective. Ia sendiri termasuk salah satu penulis di WGA dan memutuskan untuk mogok kerja bersama ribuan penulis lainnya.

MTV Movia & TV Awards menjadi salah satu acara yang terkena dampak dari protes keras Writers Guild of America (WGA). Organisasi penulis tersebut pun menyatakan jika protes mereka tak akan berhenti di acara itu saja dan akan merambah ke pagelaran lainnya.

ADVERTISEMENT

Ada 11500 penulis naskah film dan televisi yang tergabung dalam organiasasi tersebut yang menuntut agar terjadinya kenaikan upah dan perubahan kontrak kerja setelah kesepakatan yang mereka buat pada 2007 lalu. Mereka merasa jika biaya produksi dalam sebuah film kian besar, namun upah para penulis justru malah semakin kecil.

Apalagi dengan hadirnya banyak tayangan di layanan streaming yang biasanya hanya memakai sedikit penulis naskah yang disebut mini rooms yang menyulitkan para penulis untuk kesulitan mencari pekerjaan lainnya dan terikat pada satu proyek (per musim).

Sebagai perbandingan mereka menyebutkan jika penulis di serial streaming hanya dibayar setengah dari apa yang didapatkan saat bekerja untuk televisi. Dan kontrak kerja yang mereka terima pun menyulitkan mereka untuk menerima tawaran kerja dari produksi lainnya.

Dilansir dari CBS disebutkan jika ada penurunan upah penulis naskah sejak 2018 lalu sebesar 14 persen. Padahal layanan streaming justru berkembang pesat dan berhasil menggeser pasar televisi dan bioskop.

Untuk para penulis yang tergabung dalam WGA tercatat mereka mendapatkan bayaran minimum sebesar 4,546 USD atau senilai Rp 66 juta per minggunya (angka ini dirilis oleh WGA) dan mereka menuntut adanya kenaikan serta penyerataan untuk upah tersebut. Penulis komedi dan variety show mendapatkan bayaran paling kecil dan tak ada upah minimum sama sekali.

"Kami menuntut komedi/variety dan penulis harian di streaming mendapatkan bayaran dan jaminan yang sama seperti di televisi. Namun mereka (pihak studio) justru menawarkan kami (upah) minimum yang biasa diberikan untuk acara virtual yang tak jadi ditayangkan dan juga mereka ingin membayar kami per hari," cuit penulis Adam Conover.




(ass/dar)

Hide Ads