Siapa sangka aktris Hollywood Ana de Armas masih percaya dengan kisah-kisah mistis dan tahayul. Ia mengaku yakin selama proses syuting Blonde, dirinya selalu diawasi oleh arwah sang mega bintang, Marilyn Monroe.
Dalam wawancaranya bersama Reuters, aktris berusia 34 tahun itu mengatakan arwah Marilyn selalu bersama dengannya dan mungkin akan melakukan sesuatu jika merasa keberatan dengan film atau adegan yang dilakukannya.
"Aku sangat percaya, ia sangat dekat dengan kami. Ia selalu ada bersama kita," ujarnya di acara gala premiere film Blonde.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ku rasa dia bahagia. Ia bisa saja melemparkan barang-barang ke tembok dan marah jika ia tak menyukai sesuatu. Mungkin ini terdengar mistis, namun itu lah kenyataannya. Kami semua merasakannya," tambah Ana de Armas.
Tak hanya itu saja, semasa mengerjakan proyek tersebut Ana de Armas selalu mengimpikan sosok ikon seks Hollywood itu. Anehnya ia tak pernah merasa ketakutan atas perasaan itu dan malah merasa bahagia.
Salah satu fakta yang cukup aneh untuknya adalah ternyata proses syuting dimulai di hari kematian Marilyn Monroe dan adegan pertama dilakukan di apartemen lamanya di mana ia ditemukan telah meninggal dunia di ruangan itu pada 1962.
Selain itu ternyata Ana de Armas juga sempat 'nyekar' atau mengunjungi makam Marilyn Monroe. Ia berkunjung ke sana untuk meminta izin pada bintang Gentlemen Prefer Blondes (1953) itu. Ia juga menuliskan sebuah surat yang ditinggalkan di makam yang terletak di Westwood Village Memorial Park.
"Kami memiliki sebuah surat besar dan semua kru menuliskan sebuah pesan untuknya (Marilyn Monroe). Kemudian kami pun pergi ke pemakaman dan menaruhnya di kuburannya," ungkapnya pada Another Magazine.
"Kami melakukannya untuk meminta izin. Semuanya merasa ada tanggung jawab besar dan kami benar-benar menjaga sudut dari cerita yang kami ungkap yakni kisah dari Norma Jeane, orang yang berada di balik karakter Marilyn Monroe. Siapakah dia sebenarnya," tambahnya.
Blonde mendapatkan rating NC-17 dan disebut sebagai film provokatif yang diadaptasi dari novel tahun 2000 karya Joyce Carol Oates dengan judul yang sama. Novel itu sebelumnya telah menarik kontroversi karena penggambaran fiksi Monroe dan filmnya pun tak kalah mengundang polemik.
Beragam adegan dikomentari negatif oleh para penonton dan netizen, salah satu yang paling disorot adalah momen di mana Marilyn Monroe seolah dipaksa untuk berkencan dengan John F Kennedy dan diperlakukan semena-mena demi kepuasan sang presidan Amerika Serikat.
(ass/pus)