Beragam adegan vulgar yang penuh dengan emosi dihadirkan Andrew Dominic di Blonde. Ana de Armas yang didapuk sebagai bintang utamanya pun bermain dengan sangat baik dalam menunjukkan emosi dan kebingungan hingga penderitaan yang dialami oleh karakter yang dimainkannya, Marilyn Monroe.
Namun sayangnya, tak semua penonton merasakan apa yang ingin ditampilkan oleh sang sutradara dan para bintang di situ, justru kebanyakan di antara mereka malah merasa tak nyaman saat menyaksikan Blonde. Karya fiksi yang diberi bumbu sejarah (sehingga terlihat begitu nyata) itu membuat banyak orang protes.
Khususnya pada adegan paling disorot, yaitu saat Marilyn Monroe bersama dengan Presiden John F Kennedy, di mana ia mendapatkan perlakuan seperti sebuah barang yang harus 'dicuci' terlebih dulu lalu digunakan dan dibuang begitu saja. Marilyn benar-benar tak dihargai dan adegan itu sangat memilukan apalagi ditambahkan narasi Ana de Armas yang mengatakan Marilyn yang melakukannya, bukan Norma Jean Baker (nama asli Marilyn Monroe).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para netizen pun merasa benar-benar terganggu dengan adegan tersebut, entah secara visual atau emosi.
"Adegan bersama JFK itu benar-benar gila. Andrew Dominik kau akan masuk neraka," cuit Carly Shay dari iCarly.
"Dua menit yang sangat lama saat adegan seks oral yang diambil dengan sangat dekat pada wajah Ana de Armas saat melakukan itu ke JFK menjadi momen di mana aku harus mengecek mentalku. Memalukan," tulis lainnya.
![]() |
"#blonde sejak Marilyn tak punya keluarga lagi, kuharap keluarga John F Kennedy akan menuntut Netflix, Andrew Dominik, Ana de Armas & Brad Pitt setelah memalsukan kisah jika JFK memerkosa Marilyn. #MeToo," tulis salah seorang fans Angelina Jolie.
Sebelumnya juga disebutkan banyak penonton film tersebut mengaku hanya sanggup menyaksikan 20 menit saja dari total 2 jam 46 menit durasi Blonde. Rata-rata penyebabnya adalah tak kuat menyaksikan adegan vulgar dan kisah tragis yang digambarkan dalam film tersebut.
Salah satu bintangnya, Adrien Brody, pun merasa film tersebut memang sedikit berbeda dan menghadirkan rasa traumatik pada para penontonnya.
"Saya pikir karena (film ini) diceritakan dalam sudut pandang orang pertama, film ini entah bagaimana berhasil menjadi pengalaman traumatis, karena Anda ada di dalam dirinya, perjalanannya dan kerinduannya serta keterasingannya di tengah semua itu. pujian ini."
"(Blonde) Itu berani, dan butuh waktu lama untuk dicerna. Dan saya pikir itu bertentangan dengan persepsi publik tentang hidupnya (Marilyn Monroe)," pungkasnya.
(ass/mau)