Ramai dibahas soal film Lightyear yang dicekal dan tidak boleh tayang di banyak negara. Sejauh ini, ada 14 negara yang tidak mengizinkan dan belum punya jadwal tayang khusus buat film animasi yang pemeran utamanya disuarakan oleh Chris Evans tersebut. Indonesia ada di dalam daftar.
Alasan 14 negara tersebut melarang penayangan Lightyear diduga lantaran ada adegan gay (lesbian) dalam film. Adegan tersebut melibatkan karakter space ranger yang membina rumah tangga bersama seorang perempuan.
Pihak Pixar dan Disney sebelumnya sudah menolak permintaan sensor dari Tiongkok terkait adegan ini. Ditulis Reuters pada Senin (13/6/2022), produser Lightyear menjelaskan soal permohonan sensor tersebut yang lalu tidak ditindaklanjuti oleh Disney.
Tiongkok memang jadi salah satu negara yang terbilang keras soal sensor. Film Hollywood yang tayang di sana, baik live-action atau animasi, yang bermuatan LGBT atau dinilai tidak layak ditampilkan ke publik lokal selalu dapat sensor. Tiongkok bahkan tidak segan-segan mengubah akhir film kalau mereka merasa ceritanya bertentangan dengan nilai-nilai negara tersebut.
Baca juga: Chris Evans Makhluk Tuhan yang Paling Seksi |
Di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, di mana LGBT sangat ilegal, Lightyear juga sudah dipastikan tidak tayang. Awalnya adegan gay di Lightyear tersebut dipotong, tapi usai ribut-ribut karyawan Pixar mengklaim Disney dan Pixar memotong adegan tersebut, gambaran kasih sayang pasangan lesbian di Lightyear akhirnya dikembalikan. Kantor Regulasi Media UEA mengumumkan pada 13 Juni 2022 bahwa Lightyear tidak akan diputar kepada publik karena dianggap melanggar standar konten media di negara-negara tersebut.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Disney Indonesia sebelumnya sudah mengumumkan soal penayangan Lightyear di bioskop pada Juni 2022. Saat itu, memang belum diketahui ada adegan yang dipermasalahkan dalam film ini. Pixar dan Disney baru merilis poster dan trailer ketika media sosial Disney Indonesia memberitahukan soal penayangan Lightyear di bioskop.
Belakangan ramai di Twitter para pecinta film menyatakan kekecewaan mereka, karena tidak akan bisa menyaksikan Lightyear di layar lebar. Dalam percakapan antara satu pengguna Twitter dan pengguna Twitter lainnya disinggung pula soal adegan gay yang diperkirakan jadi alasannya.
"Gagal lagi nonton film Pixar di bioskop," tulis salah satu akun pecinta film di Twitter. Dalam cuitannya, akun tersebut mengunggah sebuah tangkapan layar ruang obrolan yang menyebutkan bahwa Lightyear tidak tayang di Indonesia.
Masih dalam thread yang sama, sebuah unggahan Instagram Story tampak menjelaskan soal nasib Lightyear di bioskop Tanah Air.
"Per hari ini, semua poster film Lightyear ditarik, dan ya batal tayang. Usut punya usut, kabarnya pihak Disney Indonesia ingin film ini ratingnya SU (semua umur) dan adegan LGBT+ tidak disensor, tapi pihak bioskop Indonesia mengaku tidak bisa, harus disensor dan (diberi) rating 13+, pihak Disney menolak," tulis unggahan itu.
Disney Indonesia maupun pihak bioskop belum memberikan pernyataan apapun soal penayangan Lightyear di Indonesia hingga perihal sensor ini.
Lightyear merupakan film Pixar pertama Chris Evans sebagai pengisi suara animasi. Buat mereka yang sudah akrab dengan suara Tim Allen di film Toy Story, sepertinya perlu menyesuaikan diri buat mendengarkan suara sang pemeran Captain America buat karakter ikonik ini.
"Setiap orang yang tahu saya pasti tahu kecintaan saya pada film animasi. Saya nggak percaya bisa jadi bagian dari keluarga Pixar dan dapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan para seniman andal yang menghadirkan kisah-kisah terbaik buat fans," ungkap Chris Evans lewat keterangan resmi yang diterima detikcom dari Disney.
"Kata-kata 'mimpi jadi nyata' sering kita ucapkan. Namun saya belum pernah benar-benar memaknainya hingga kini," lanjutnya mengisyaratkan bahwa mengisi suara film ini ada di daftar impian bintang Avengers tersebut.
Film itu disutradarai oleh Angus MacLane dan diproduseri Galyn Susman. Musik jadi salah satu yang akan membuat fans menyukai film Lightyear, karena dikomposisi oleh komposer pemenang penghargaan Michael Giacchino.
(aay/mau)