365 Days 2: Hanya Boleh Ditonton usai Buka Puasa

365 Days 2: Hanya Boleh Ditonton usai Buka Puasa

Chandra Aditya - detikHot
Kamis, 28 Apr 2022 14:32 WIB
365 Days: This Day
Cuplikan adegan di film 365 Days: This Day. Dok. Netflix
Jakarta -

Dirilis Februari tahun 2020, 365 DNI atau 365 Days menjadi salah satu film yang viral di sosial media karena satu hal: seks. Semua orang yang terjebak di rumah saat awal-awal pandemi tidak ada pilihan lain selain mencari hiburan dan muncullah film ini yang memenuhi semua aspek guilty pleasure.

Meskipun 365 Days tidak memiliki plot yang baik atau bahkan cerita yang agak lebih bagusan daripada inspiratornya (50 Shades of Grey) tapi film ini memiliki bintang-bintang seksi dengan adegan seks yang digambarkan dengan lumayan gamblang untuk ukuran film mainstream. Jadilah 365 Days menjadi hit untuk Netflix dan kali ini sekuel pertama dari trilogi yang akan direncanakan muncul untuk menyapa penontonnya.

Bahkan baru dua menit film dimulai, 365 Days: This Day sudah menghadirkan adegan panas. Ini bukan hal biasa bagi sebuah sekuel. Pastinya pembuat film ini ingin mengingatkan bahwa daya tarik utama film ini adalah adegan-adegan dewasa yang direkam dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi dalam kasus film ini, pembukaan ini terasa seperti sebuah peringatan bahwa penonton akan menyaksikan salah satu film dengan penulisan terburuk sedunia. Massimo (Michele Morrone) memakai jas yang bagus dan Laura (Anna-Maria Siecklucka) ada di atas meja, menggoda lelaki itu dengan wajah cantiknya. Mereka bercinta dan twistnya adalah mereka melakukan ini sebelum memulai prosesi pernikahan.

Seolah-olah mendengar kritik dari para hater mengenai kekerasan dan romantisasi kekerasan dan penculikan dalam film pertamanya, di film keduanya ini penulis skripnya (ditulis oleh empat orang: Tomasz Kimala, Barbara Bialowas, Tomasz Mandes, Blanka Lipinska) memilih untuk membuat Laura mengatakan keras-keras ke Massimo bahwa dinamika hubungan mereka berubah.

ADVERTISEMENT

Mereka bukan lagi tawanan dan penculik. Mereka adalah suami istri dengan kedudukan setara. Dan keputusan Laura untuk menikahi Massimo datang dari dirinya, bukan dari paksaan Massimo. Itulah sebabnya Laura muak kalau Massimo sudah mulai sok merintah.

365 Days: This DayPenampilan Simone Susinna di 365 Days: This Day Foto: Dok. Netflix

Setelah empat puluh menit tidak ada apa-apa selain montase adegan seks yang dilengkapi dengan lagu pop yang sangat buruk, 365 Days: This Day akhirnya menghadirkan penggoda iman Laura. Laki-laki itu bernama Nacho (Simone Susinna) dan dia adalah seorang tukang kebun. Tentu saja karena ini film dewasa erotis, tidak mungkin kalau si Nacho berbentuk seperti tukang kebun beneran. Nacho lebih mirip model yang jalan di runway Milan Fashion Week dan fakta bahwa Nacho tidak seperti Massimo yang bossy membuat Laura bergetar melihat laki-laki ini.

Kemudian dalam sebuah pesta Laura melihat sesuatu yang membuat dia kesal dan larilah dia bersama Nacho ke sebuah pulau terpencil. Disini dia melihat dunia yang berbeda. Nacho tidak hanya baik tapi juga sangat perhatian dan juga lelaki yang sangat tahu apa yang dia butuhkan. Apakah Laura akan mendepak Massimo demi laki-laki ini?

Membuat tontonan khusus dewasa dengan banyak adegan eksplisit memang bukan hal yang baru. Beberapa sutradara terkenal bahkan melakukannya yang akhirnya menjadi trademark-nya seperti Adrian Lyne yang kemarin baru saja merilis Deep Water. Tapi berbeda dengan film tersebut yang masih memiliki tujuan, mempunyai cerita dan dibungkus dengan craftmanship yang baik, 365 Days: This Day adalah sampah yang akan membuat pecinta film sejati marah-marah.

Dengan durasi hampir dua jam, film ini tidak memiliki apa-apa untuk diceritakan. Separuh film ini berisi montase adegan seksi dengan musik pop yang membahana. Separuhnya lagi adalah adegan-adegan orang ngobrol, orang pesta dan orang jalan-jalan di lokasi yang eksotis.

Tidak ada konflik yang berarti kecuali sepuluh menit terakhir. Dan seolah ingin menyatakan bahwa ini adalah film terburuk yang pernah ada, konflik terakhirnya sama persis dengan telenovela yang sering dulu tayang di televisi swasta. Saya tidak akan membocorkan twist-nya apa tapi tunggu ketika adegan tersebut muncul dan saya yakin Anda akan terbahak-bahak atau marah-marah.

Mengisi film dengan fantasi sebagai escapism sebenarnya bukan hal yang buruk. Banyak film melakukannya dan jika dilakukan dengan benar, bling-bling dan glamour yang ada di layar bisa menjadi hiburan yang paten. Tapi yang dilakukan sutradara Barbara Bialowas dan Tomasz Mandes dalam 365 Days: This Day adalah sebuah penghinaan.

365 Days: This DayCuplikan adegan di 365 Days: This Day Foto: Dok. Netflix

Semua pemain film yang ada di film ini seperti sedang berpose dalam setiap adegan. Adegan-adegannya diedit tanpa koherensi sedikit pun. Dan dengan cerita yang sangat buruk, film ini akhirnya menjadi sebuah tontonan yang sangat tidak berarti.

Tapi semua penjelasan ini tidak ada gunanya juga kalau satu-satunya alasan penonton mau melihat film ini adalah untuk melihat adegan panasnya. Meskipun adegan-adegannya tidak se-"seru" film pertamanya, 365 Days: This Day memberikan adegan dewasa secara konsisten. Peringatan dari saya hanya satu, kalau Anda menjalankan ibadah puasa, Anda hanya bisa menonton film ini di malam hari.

365 Days: This Day dapat disaksikan di Netflix.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International



Simak Video "Chelsea Islan Ingin Akting di Genre Thriller dan Komedi Romantis Seusai Tamatkan 'Tira'"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads