Jika mendengar kata exorcism maka yang terpikirkan pasti kisah horor di mana seorang pendeta yang bertugas untuk mengusir roh jahat dari tubuh manusia. Tak salah memang, karena dalam film The Exorcism of God pun mengangkat hal serupa. Namun ada suguhan berbeda di sana.
Film ini mengisahkan kejadian mengerikan di kota Nombre de Dios, Meksiko, pada tahun 2003. Diceritakan, Father Peter Williams (Will Beinbrink) berusaha mengusir setan bernama Balban yang merasuki tubuh Magali (Iran Castillo). Meski Father Peter Williams berhasil, namun Balban bisa membaca pikiran Peter yang diam-diam menyimpan rasa pada Magali.
Balban kemudian memainkan perasaan Peter hingga melakukan perbuatan terlarang terhadap Magali yang kondisinya sedang lemah tak berdaya. Sejak itulah, Peter dihantui perasaan bersalah dan dosa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kakek-kakek Penantang Malaikat Maut |
Setelah 18 tahun berselang, Peter dimintai tolong untuk mengusir setan yang masuk ke tubuh Esperanza (MarΓa Gabriela de FarΓa) yang dipenjara.
"Kau membuatku basah lagi Bapa Peter," ucap Esperanza kali pertama bertemu Peter.
Ternyata, setan atau iblis yang merasuki tubuh Esperanza adalah Balban. Balban pun membongkar kejadian Peter dengan Magali 18 tahun silam.
Karakter Peter dieksekusi dengan baik oleh Will Beinbrink. Ia mempresentasikan kegelisahan, penyesalan, amarah, dan konflik psikologis yang membuat penonton berempati padanya.
Kawanannya menganggap Peter suci, bahkan mungkin ajaib. Vatikan memperlakukannya sebagai bintang yang bersinar, masa depan Gereja.
Dia memiliki bayangan gelap, dan pengusiran setan yang membangun reputasinya menghantuinya. Saat iblis menyebar ke seluruh desa, merenggut nyawa anak-anak kecil, dia ditarik kembali ke dunia iblis.
Tidak ada keraguan dari pembukaan film serius dari sutradara/penulis Alejandro Hidalgo ini bahwa kami beroperasi dalam ranah melodrama berisiko tinggi. Sinematografi film gothic dan hitam putih membawa kita menjauh dari pembingkaian naturalis karena peristiwa mengerikan yang sebenarnya dari malam pertama itu perlahan-lahan dikupas kembali, mengungkapkan kejahatan yang tak termaafkan.
Agak serius dan tanpa humor, Pastor Peter Williams berusaha keras untuk membatalkan dosanya. Dia takut iblis yang merasukinya malam itu mungkin masih merasuki alam bawah sadarnya. Pada malam hari, dia dihantui oleh penglihatan yang mengerikan, termasuk Yesus yang tenggelam dan memar, yang meneror mimpi buruknya.
Dengan referensi yang kaya, The Exorcism of God terasa masuk akal dari plot, grafik konflik maupun penokohannya yang tidak banyak. Maka, ia terasa intim sekaligus hangat. Tokoh utamanya dekat dengan penonton.
Beberapa adegan berhasil membuat takut, namun ada yang muncul begitu saja. Padahal, penampakan hantunya menyeramkan.
The Exorcism of God ditutup dengan adegan yang tak terduga. Puntiran cerita di penghujung bikin syok.The Exorcism of God punya pesan universal kepada umat manapun. Bahwa, Tuhan dan iblis tidak dapat tinggal di tubuh yang sama. Maka, manusia harus menentukan pilihan memihak ke siapa.
Film horor The Exorcism of God dibintangi Joseph Marcell dan Will Beinbrink. Film tersebut dirilis pada 17 Februari lalu dan sudah bisa ditonton secara legal via platform streaming KlikFilm.
(ass/tia)