Kesuksesan sebuah film tentunya akan mengangkat elemen-elemen di dalamnya, seperti latar atau tempat adegan diambil. Hal ini pun membuat adanya hubungan sinergis antara dunia film dan pariwisata
Sejumlah contoh dari dalam negeri dapat dilihat. Misalnya, ketika film 'Laskar Pelangi (2008)' meledak menjadi Box Office Tanah Air. Lokasi syuting yang menjadi latar belakang ceritanya, Pulau Belitung, ramai diserbu wisatawan.
Penerbangan Lampion pada Hari Raya Waisak di Candi Borobudur juga sempat dijadikan destinasi wisata spesial wisatawan domestik, usai kemunculan adegan tersebut hadir di film 'Arisan 2 (2011)'. Tentunya, masih ada sejumlah contoh lainnya, seperti romantisme Yogyakarta di film 'Ada Apa dengan Cinta 2 (2016)' yang turut diutilisasi oleh para agen wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Julia Roberts kala melakoni syuting di Pulau Dewata, Bali, untuk film 'Eat, Pray, Love (2010)', menjadi torehan sejarah baik tersendiri. Kalau bicara luar negeri, pelajaran paling berharga dapat dilihat dari bagaimana film dan pariwisata di Korea Selatan, saling mempengaruhi satu sama lain dengan begitu hebatnya.
Kemudian datanglah pandemi yang dua tahun secara keras menghantam berbagai sektor, termasuk perfilman dan pariwasata. Dalam rangka membangkitkan kembali ekosistem tersebut, perlu ada langkah-langkah yang tepat.
Wakil Ketua Asparnas (Asosiasi Pariwisata Nasional), Harry Tjahaja Purnama, mencoba memberikan sedikit saran bagi pemerintah.
"Dari saya sebagai Wakil Ketua Asparnas, dengan situasi pandemi seperti sekarang ini, sebaiknya pemerintah juga memikirkan strategi yang bersifat internal. Tidak hanya menghamburkan biaya untuk promosi di luar negeri saja," tulis Harry melalui pesan singkat elektronik kepada detikHOT.
"Internal pemerintahan strategy dapat berupa: Mempermudah proses izin shooting buat film di Indonesia. Termasuk video klip. Kita bisa mempermudah visa long stay untuk hal tersebut," sambungnya.
Terkait film dan pariwisata juga, Adik dari Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu membahas bagaimana pemerintah belum menyiapkan strategi menyambut terpilihnya Pulau Belitung sebagai Destinasi Geo-Park Global dari UNESCO. Secara konsep geopark adalah kawasan yang tidak hanya Indah di mata, tapi juga memiliki unsur geologi, biologi, dan budaya.
"Negara lain sudah sibuk menyiapkan strategi utk menarik market pencinta Alam, geo-tourism dan eco-tourism, misalnya seperti di di negara Tirai Bambu. Namun kita masih belum nampak fasilitas dan aktivitas untuk menarik turis berkunjung ke obyek tersebut," tutup Harry.
(ass/ass)