A Perfect Fit film orisinal Netflix yang bekerjasama dengan Starvision sudah tayang sejak 15 Juli 2021 lalu. Film yang menceritakan kisah cinta antara Saski (Nadya Arina) dan Rio (Refal Hadi) ini sangat dekat dengan unsur budaya dan tradisi. Meski berlatar tempat di Bali, A Perfect Fit tidak hanya menghadirkan budaya Bali. Ada lintas budaya yang terjadi dalam film tersebut.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi, sudah semestinya kekayaan tersebut turut diikutsertakan dalam karya-karya anak bangsa. Seperti pada film A Perfect Fit yang menyajikan lintas budaya di tengah-tengah ceritanya. Ida Bagus Oka Wedasantara M.Si, seorang lulusan S2 kajian budaya Universitas Udayana menjelaskan, lintas budaya secara konseptual menurut Suparlan(2002) berkaitan erat dengan multikulturalisme yang menekankan pada kesetaraan dalam perbedaan budaya yang dianut suatu bangsa.
"Dalam kacamata budaya, film ini menampilkan apa yang disebut dengan cross culture atau lintas budaya yang secara singkatnya adalah pertemuan lebih dari satu budaya lokal," ungkap Oka Wedasantara pada Minggu (29/08/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam film A Perfect Fit ada tiga budaya asli Indonesia yang ditampilkan. Yang pertama sudah jelas yaitu budaya Bali mengingat latar tempat film tersebut juga berada di Bali. Budaya Bali yang dihadirkan dalam film A Perfect Fit sangatlah terlihat dan memiliki porsi yang cukup banyak dibanding dengan budaya lainnya. Budaya berikutnya adalah dari Sulawesi yang terlihat jelas pada adegan keluarga Tiara (Anggika Bolsterli). Budaya NTT juga terlibat dalam film tersebut dengan menampilkan pemeran orang NTT tanpa menghilangkan dialek khasnya.
Ketiga budaya tersebut sangat terlihat dalam film A Perfect Fit jika diamati dari salah satu unsur kebudayaan universal yaitu bahasa. Beberapa pemeran dalam film tersebut menggunakan bahasa dialek dari ketiga daerah tersebut. Oka Wedasantara juga menambahkan bahwa sepanjang filmnya tidak ditemukan hal-hal yang bertolak belakang dengan multikulturalisme.
"Sepanjang film diputar, tidak ada permasalahan mengenai dialek para pemeran. Semua berdialog tanpa mempermasalahkan dialek," kata Oka Wedasantara.
Lintas budaya juga dapat ditemukan dalam tradisi Hindu Bali yaitu melukat. Melukat menjadi salah satu tradisi yang dihadirkan dalam film A Perfect Fit. Diceritakan Saski yang hendak menikah tetapi justru terkena banyak kesialan yang membuatnya kemudian melakukan tradisi melukat.
![]() |
Menurut Oka Wedasantara, tradisi melukat tidak hanya dapat dilakukan oleh orang Hindu Bali. Melukat juga dapat dilakukan oleh siapapun dari latar belakang budaya dan agama apapun jika yang bersangkutan bersedia. Hal itu jelas menandakan adanya lintas budaya.
Dari keseluruhan film A Perfect Fit memang berhasil menyajikan keindahan Bali dan budaya Indonesia. Meski menceritakan kisah cinta ala negeri dongeng yang serba kebetulan dengan konflik yang ringan, film A Perfect Fit masih sangat menarik untuk ditonton. Terlebih film ini memiliki daya tarik tersendiri yaitu Bali beserta beragam budaya yang diikut sertakan.
A Perfect Fit durasi 112 menit
Sutradara : Hadrah Daeng Ratu
Penulis Naskah: Hadrah Daeng Ratu dan Garin Nugroho
Pemain : Refal Hadi (Rio), Nadya Arina (Saski), Giorgino Abraham (Rio), Laura Theux (Andra), Anggika Bolsterli (Tiara), Ayu Laksmi (Ibu Saski), Yayu Unru (Pak Ketut), Karina Suwandhi (Ibu Tiara) dan Christine Hakim (Ibu Hadra).
(ass/ass)