Netflix bersama dengan Starvision belum lama ini merilis sebuah film pada Juli 2021. Bertajuk A Perfect Fit, film orisinal Netflix ini menjadi sebuah film romantis yang dibalut dengan keindahan alam serta budaya Bali. Indahnya Bali dan kisah cinta yang romantis menjadi sebuah perpaduan yang sempurna untuk disaksikan.
Berkisah tentang Saski (Nadya Arina) seorang blogger fashion asal Bali yang tanpa sengaja bertemu dengan Rio (Refal Hadi) sang pemilik toko sepatu. Sebenarnya sebuah ramalan lah yang membawa Saski pada toko sepatu milik Rio. Tanpa disadari pertemuannya dengan Rio banyak mengubah hidupnya termasuk tentang pertunangannya dengan Dani (Giorgino Abraham).
Film A Perfect Fit tidak hanya menyajikan kisah cinta antara Saski dan Rio. Berbagai budaya Bali turut hadir melengkapi film tersebut. Ida Bagus Oka Wedasantara M.Si, seorang lulusan S2 kajian budaya Universitas Udayana menjelaskan ada beberapa budaya yang hadir dalam film A Perfect Fit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang pertama ada tradisi melukat, merupakan salah satu tradisi Hindu Bali untuk membersihkan diri secara spiritual. Kata melukat itu sendiri berdasarkan bahasa jawa kuno diartikan dengan membebaskan.
"Melukat secara garis besarnya adalah suatu prosesi menetralisir atau mengharmoniskan keseimbangan dalam diri kita, bisa dilakukan di pantai, tepi danau, sumber mata air ataupun di tempat persembahyangan rumah" kata Oka Wedasantara pada Minggu (29/08/2021) saat dihubungi detikcom.
Meski menjadi tradisi bagi orang Hindu Bali tetapi melukat dapat dilakukan oleh siapapun dari latar belakang budaya dan agama manapun. Menurut Oka Wedasantara juga ada istilah mebayuh oton atau mebayuh otonan dalam tradisi melukat. Mebayuh otonan menjadi sarana upacara yang lebih kompleks dari pada melukat pada umumnya. Untuk mebayuh otonan ada beberapa hal yang perlu perlu lebih dipersiapkan.
![]() |
"Yang perlu disiapkan dalam mebayuh otonan salah satunya seperti air yang digunakan untuk pembersihannya harus disiapkan dari beberapa sumber mata air yang dihitung dari perhitungan hari lahir pelaku ritualnya," jelas Oka Wedasantara.
Kemudian dalam film yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu ini juga menceritakan Saski dan Dani yang sedang mendiskusikan perhitungan tanggal lahir untuk mencocokan keduanya sebelum menikah. Hal tersebut juga termasuk dalam tradisi atau adat istiadat di Bali yang disebut paweton Bali. Dalam proses perhitungannya biasa dilakukan bersama seseorang yang paham warige atau sistem penanggalan tradisional di Bali.
Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara menjumlahkan urip kedua pasangan yang diperoleh dari tanggal kelahiran kemudian dibagi empat untuk memperoleh hasilnya. Kemudian hasilnya ditafsirkan apakah cocok atau tidak.
Namun menurut Oka Wedasantara tradisi tersebut saat ini sudah jarang digunakan dalam proses menikah di Bali.
"Sudah jarang dilakukan karena dalam proses perkawinan secara hindu di Bali sebelumnya juga sudah dilakukan proses pemelukatan diri pembersihan untuk menetralisirkan supaya hubungan kedua mempelai ini kelak akan harmonis," kata Oka Wedasantara.
Berikutnya masih ada unsur budaya Bali yang digunakan dalam film A Perfect Fit yaitu gulat lumpur atau biasa disebut mepantigan. Mepantigan berasal dari kata pantig yang diartikan dengan banting atau saling membanting. Mepantigan merupakan seni bela diri yang banyak ditemukan dan berkembang di daerah Kabupaten Gianyar.
Menurut Oka Wedasantara untuk tujuan dari mepantigan itu sendiri jika dilihat dari segi seni sakralnya dilakukan sebagai pemujaan terhadap Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran serta dewi padi. Maka dari itu mepantigan dilakukan di tengah sawah dan kerap kali disebut sebagai gulat lumpur.
![]() |
"Namun secara profan ini sudah masuk dalam ranah pariwisata yang tujuannya untuk atraksi wisata dan sudah menjadi sebuah kesenian yang dikemas untuk keperluan komoditas dalam pariwisata," jelas Oka Wedasantara.
Film A Perfect Fit ini memiliki alur cerita yang terbilang cukup ringan dan mudah untuk dipahami. Namun kisah cinta beserta dengan konfliknya yang dikemas dengan balutan budaya menjadikan daya tarik tersendiri yang membuat film ini sangat menarik untuk ditonton.
A Perfect Fit durasi 112 menit
Sutradara : Hadrah Daeng Ratu
Penulis Naskah: Hadrah Daeng Ratu dan Garin Nugroho
Pemain : Refal Hadi (Rio), Nadya Arina (Saski), Giorgino Abraham (Rio), Laura Theux (Andra), Anggika Bolsterli (Tiara), Ayu Laksmi (Ibu Saski), Yayu Unru (Pak Ketut), Karina Suwandhi (Ibu Tiara) dan Christine Hakim (Ibu Hadra).
(ass/ass)