Bioskop Sepi Imbas Pandemi, Inikah Nasib Para Pekerja Film?

ADVERTISEMENT

Bioskop Sepi Imbas Pandemi, Inikah Nasib Para Pekerja Film?

Siti Fatimah - detikHot
Kamis, 01 Apr 2021 16:51 WIB
Ilustrasi industri perfilman
Foto: Ilustrasi industri perfilman (Siti Fatimah)
Bandung -

Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi berbagai sektor tak terkecuali industri perfilman nasional. Berbagai kondisi dari mulai menurunnya minat menonton di bioskop hingga terhentinya proses produksi film.

Hal tersebut diungkapkan aktris era 90-an sekaligus aktivis dan politikus Golkar Nurul Arifin saat memperingati Hari Film Nasional ke 71 tahun dan dirayakan dengan nonton bareng film nasional Habibie & Ainun 3 di 26 kota.

Dia mengatakan, dari hasil amatan selama satu tahun pandemi kondisi industri perfilman bisa dikatakan lesu. "Kalau saya amati dan saya dengar selama satu tahun memasuki pandemi ini produksi mungkin tidak berhenti sama sekali tapi berkurang sangat banyak. Bahkan beberapa mungkin mengalami berhenti produksi," kata Nurul secara virtual di Cihampelas Walk, Rabu malam (31/3/2021).

Oleh karena itu, kata dia, kita harus kembali menjalankan roda perfilman nasional. Karena menurutnya, sangat disayangkan jika produksi film berhenti.

"Saya melihatnya banyak hal, ini menyangkut hajat orang hidup banyak dari ekonomi dan penyaluran kreatifitas. Jadi kalau saya sebagai orang seni juga sebagai mantan pemain film saya berharap dan mendukung ini (industri perfilman) berjalan dengan baik," ujarnya.

Kemudian, mantan aktris asal Bandung ini juga mengatakan, dampak pandemi bagi pelaku industri perfilman lebih disoroti di level menengah ke bawah. "Waktu itu banyak produser dan pekerja film meminta dukungan pekerja film bisa menjalankan produksinya lagi. Kemudian Hal ini diseriusi oleh Pak Erlangga dan sedang digodok bagaimana persyaratannya sehingga bisa mensupport semua produksi nasional agar bisa berjalan terus," katanya.

"Karena yang dipikirkan bukan hanya produser ataupun pemilik cinemanya tapi justru yang dipikirkan dampak pekerja film di level bawahnya. Kita melihat bagaimana pekerja film itu ada lighting man, kameraman, wardrobe, ini kan menyangkut orang banyak," sambung Nurul.

Hal senada juga diungkapkan produser Chand Parwez belum lama ini. Merosotnya roda industri perfilman membuat tak sedikit pekerja film yang terkena dampaknya.

Putrama TutaProses produksi film / Foto: (dok. Putrama Tuta)

Tak sedikit para pekerja film di level bawah seperti yang disebutkan Nurul Arifin, terputus mata pencariannya.

"Banyak yang tidak paham, orang film itu dianggap yang mulus-mulus, yang cantik, kaya, tidak. Ada supir produksi yang kerjaannya menjemput artis. Mereka ada yang bisa menyekolahkan anaknya, ketika menunggu film mereka ada yang berjualan UMKM di lokasi syuting, sekarang mereka terhenti," ungkap sang produser belum lama ini.

Harapan terakhir pun jatuh pada vaksinasi yang dinilai mampu menggeliatkan kembali industri perfilman. "Kami berharap pasca pandemi dan vaksin bisa dipenuhi secara mayoritas oleh masyarakat dan saat vaksin sudah berjalan 70 persen kepada masyarakat indonesia tentunya kita merasa lebih aman. Dan harapannya Agustus kita sudah bisa menjalani hidup normal lagi," pungkasnya.



Simak Video "5 Film Indonesia dengan Penonton Terbanyak Sepanjang Sejarah"
[Gambas:Video 20detik]
(doc/doc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT