To All The Boys kembali dengan film ketiganya bertajuk To All The Boys: Always and Forever. Kali ini, permasalahan yang dihadapi oleh Lara Jean dan Peter Kavinsky bukan lagi soal cinta-cintaan anak SMA.
Di film ketiga, Lara Jean dan Peter Kavinsky berada di tahun terakhirnya di SMA. Mereka merencanakan masa depan bersama setelah kelulusannya.
Namun, rencana tersebut tak bisa terwujud ketika Lara Jean menemukan tujuan baru untuk kehidupannya di masa perkuliahan. Hal tersebut harus membuatnya berpisah dengan Peter Kavinsky.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lara Jean terpancing dengan potensi tinggal di kota New York sementara Peter Kavinsky bergulat dengan hubungannya dengan sang ayah yang tegang," ungkap Michael Fimognari, sang sutradara.
"Mereka tidak mengkhawatirkan soal seberapa besar mereka mencinati satu sama lain atau betapa besarnya keinginan mereka untuk bersama, tetapi semua tentang apakah keinginan pribadi masing-masing bisa terpenuhi dalam hubungan mereka," lanjutnya.
![]() |
To All The Boys: Always and Forever diproduksi sebelum pandami COVID-19. Sehingga para cast berkesempatan untuk menjalani syuting di beberapa tempat berbeda, termasuk Korea Selatan.
Dalam film ini, para penonton juga bisa menyaksikan pesta Prom yang digelar oleh sekolah Lara Jean Cs menjelang kelulusan mereka. Michael Fimognari pun berharap film ini bisa menghibur publik yang harus melewatkan sejumlah event penting dalam kehidupan, termasuk wisuda dan pesta kelulusan, karena pandemi.
"Saat kami membuat Always and Forever, kami masih bisa bepergian ke negara lain dan menciptakan acara seperti Prom, kelulusan, hingga pernikahan. Kami pergi ke New York dan Seoul, naik subway dan menikmati keindahan kota semau kami. Film ini adalah sebuah selebrasi untuk hal-hal yang saat ini tak bisa kita lakukan dengan mudah," jelas Michael Fimognari.
"Apa yang membuat film ini penting sekarang adalah Always and Forever menjadi semua surat cinta yang tak disengaja untuk orang-orang yang harus meninggalkan acara-acara penting. Bagi mereka yang harus membatalkan pernikahan, mengorbankan Prom dan perayaan kelulusan," lanjutnya.
![]() |
Tim produksi To All The Boys: Always and Forever berharap film ini bisa membuat publik merasakan kegembiraan saat kelulusan hingga pesta yang tak bisa dilakukan sekarang. Sehingga para penonton bisa ikut tersenyum dan merasakan kembali kenangan di saat-saat sebelum pandemi.
"Kami ingin publik merasakan kesenangan saat kelulusan, untuk pergi merasakan pesta di atap gedung New York, dan mungkin memberikan sedikit kesempatan untuk tertawa, tersenyum, dan menangis karena mengingat kehidupan kita sebelumnya, yang aku harap bisa kembali lagi segera!" pungkas Michael Fimognari.
To All The Boys: Always and Forever saat ini sudah ditayangkan dan bisa disaksikan di Netflix.
(dal/tia)