1. Abracadabra
![]() |
Abracadabra disutradarai oleh Faozan Rizal yang menceritakan tentang seorang pesulap bernama Lukman yang tak lagi percaya pada keajaiban. Film yang menampilkan Reza Rahadian sebagai sosok sang pesulap bernama Lukman itu diceritakan berencana pensiun dari dunia sulap dan siap tampil gagal di penampilan terakhirnya.
Namun keinginan tersebut sirna usai pertunjukannya tak seperti yang ia duga. Seorang bocah yang ia ajak untuk tampil ke atas panggung tiba-tiba hilang sungguhan saat melakukan trik sulap dalam kotak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faozan Rizal dikenal lewat karyanya Habibie & Ainun (2012) juga Anak Garuda (2020). Abracadabra menambah ragam kisah yang ditampilkan di layar lebar Tanah Air lewat Abracadabra yang dikemas dalam genre drama, komedi dan fantasi ini. Film ini turut diapresiasi di ajang Festival Film Indonesia. 3 piala berhasil dibawa pulang oleh Abracadabra.
2. Humba Dreams
![]() |
Humba Dreams masuk dalam daftar film Indonesia yang rilis di tahun ini. Film ini menceritakan pemuda bernama Martin yang kembali ke kampung asalnya di Sumba untuk memperingati meninggalnya sang ayah. Ayahnya meninggalkan rol film 16mm.
Martin diminta untuk memecahkan isi rol film tersebut yang dikatakan sang ibu berisi pesan terakhir sang suami.
Humba Dreams namun tak hanya cerita tentang Martin. Film ini menyuarakan banyak hal bahkan tentang kehidupan sosial masyarakat Sumba yang masih jauh tertinggal.
Disutradarai oleh Riri Riza, Humba Dreams dirilis lewat layanan streaming Netflix menampilkan J.S Khairen juga Ully Triani dalam cerita.
Baca juga: 10 Drama Korea Ter-Hot |
3. Hiruk Pikuk Si Alkisah
![]() |
Ada banyak ragam genre dan cerita yang hadir meramaikan perfilman Tanah Air meski diterpa pandemi. Setelah ada drama fantasi Abracadabra, Hiruk Pikuk Si Alkisah atau The Science of Fictions membawa kisah yang juga unik.
Hiruk Pikuk Si Alkisah menceritakan tentang Siman, seorang pria di pelosok Yogyakarta yang melihat pengambilan gambar pendaratan manusia di bulan oleh kru asing di Pantai Parangtritis, Yogyakarta di tahun 1960-an.
Ia ditangkap dan dipotong lidahnya. Setelah itu Siman melalui hidupnya dengan selalu bergerak lambat anti gravitasi seperti astronot di ruang angkasa. Penduduk desa menganggap Siman gila, karena Siman membangun bangunan mirip roket di belakang rumahnya.
"Idenya itu saya dapatkan dari beberapa kali saya jalan ke arah Parangkusumo di Yogyakarta, di situ ada satu landscape yang bentuknya mirip seperti permukaan Bulan. Kalau malam itu bisa menjadi visualisasi menarik, kemudian saya berpikir apa sih yang bisa saya ceritakan dari landscape ini, lalu saya hubung-hubungkan dengan apa yang terjadi di tahun 1960an, karena pendaratan manusia di Bulan terjadi di tahun tersebut," ungkap sutradara Yosep Anggi Noen dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.
Film ini mendapat apresiasi di ajang Festival Film Indonesia. Yang juga tak kalah menarik, film ini juga melanglang ke berbagai festival dunia salah satunya tayang perdana di festival Locarno di tahun 2019.
4. Mudik
![]() |
Mudik meramaikan ragam film Indonesia yang dirilis di tahun ini meski pandemi melanda. Film ini dirilis secara streaming di Mola TV.
Kisahnya tentang sepasang suami istri yang didera problema rumah tangga. Mudik menceritakan Aida yang kecewa pada sang suami karena ingin menikah lagi. Sementara itu Firman, kecewa karena Aida tak kunjung dapat memberinya keturunan.
Ujian yang lebih besar dihadapi keduanya di tengah perjalanan menuju pulang kampung di momen Lebaran.
Film besutan Adriyanto Dewo ini menampilkan penampilan Putri Ayudya dan Ibnu Jamil yang dipasangkan sebagai sepasang suami istri tersebut.
Baca juga: 10 Film dan Series Terhot 2020 |
5. Mountain Song
![]() |
Gaung film Mountain Song terdengar usai film ini masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia. Film ini masuk dalam kategori nominasi terbaik di FFI tahun ini.
Mountain Song membawa kisah yang menyentuh tentang hubungan ibu dan anak di daerah terpencil di pegunungan Pipikoro (Sulawesi Selatan).
Desa tersebut memiliki akses yang buruk di mana setiap orang yang sakit harus ditandu turun dari gunung ke dataran rendah untuk dapat dibawa ke rumah sakit. Tak sedikit penduduk yang meninggal dunia salah satunya adalah ayah Gimba.
Gimba memutuskan untuk tak mau jauh dari sang ibu selepas sang ayah tiada. Ibu kemudian mengajari Gimba sebuah lagu yang diyakini dapat menghilangkan kesendirian dan kesepian.
Mountain Song menyampaikan kesulitan yang dihadapi daerah-daerah terpencil dan penduduk di dalamnya yang berusaha mencapai kesejahteraan dan kesehatan yang memadai.
Film ini mampir ke beberapa festival film dunia dan menerima penghargaan. Di antaranya Best Scriptwriter New Talent Competition, Shanghai International Film Festival 2019.