Jakarta -
Tiga tahun usai film pertama, sekuel Wonder Woman 1984 rilis hari ini. Film ini menampilkan kisah baru pada sosok Diana Prince.
Wonder Woman 1984 menempatkan Diana sang putri dari Themyscira dalam dunia berbeda dari kisahnya di film pertama. Di film pertama, Diana Prince mencoba menghentikan Perang Dunia I. Ia mempercayai bahwa konflik tersebut juga dipicu oleh musuh lama bangsanya, Ares, setelah pilot dan mata-mata Amerika Steve Trevor mendarat di pulau mereka Themyscira dan memberi tahu dia tentang hal itu.
Sekuel ini menampilkan Diana pada kisah dan latar yag berbeda. Dunia yang sama sekali baru bagi Diana Prince dan zaman yang juga jauh berganti kini ia berada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diana dalam film ini berada di Amerika di era 1980-an. Zaman di mana negara tersebut menggaungkan citra tentang American Dream di antara situasi politik yang dihadapi negara tersebut dalam perang dingin terhadap Uni Sovyet.
Di momen itu, Amerika menghadapi resesi dan berusaha menutupi kondisi tersebut pada dunia dengan ide 'Mimpi Amerika' untuk mencitrakan Amerika tengah baik-baik saja.
 Wonder Woman 1984 Foto: (dok. Warner Bros) |
Tak hanya sampai di situ saja, sekuel ini juga mengikuti Diana dan kisahnya terhadap cinta masa lalunya, Steve Trevor. Seiring dengan itu, ia berhadapan pula dengan dua sosok yang menjadi musuhnya, Maxwell Lord dan Cheetah.
Wonder Woman 1984 rilis hari ini di bioskop. Di Indonesia, film ini tayang lebih dulu dari pasar film AS yang melepas Wonder Woman 1984 bertepatan pada Natal 25 Desember.
Ketimbang film pertamanya, Wonder Woman 1984 berdurasi lebih panjang dengan waktu penayangan 2 jam 31 menit di layar lebar.
Ada sejumlah hal menarik di balik film ini. Simak sejumlah hal yang ada di film Wonder Woman 1984 seperti dirangkum detikcom dari berbagai sumber di halaman berikutnya.
1. Diana Prince bekerja di museum
Di mana Diana Prince di tahun 1984? Dia berada di Washington, D.C. bekerja di departemen antropologi dan arkeologi di Museum Sejarah Alam Smithsonian.
Selepas bersama Steve Trevor, Diana Prince diceritakan menyendiri dan tak menjalin hubungan dengan siapapun. Plot tentang kehidupan Diana itu diungkapkan sang produser.
"Dia tidak benar-benar ingin menjalin hubungan dekat dengan siapa pun. Dia tahu dia akan menyakiti mereka karena dia harus menghilang suatu hari nanti atau dia akan kehilangan mereka karena mereka akan menjadi tua," ungkap Anna Obropta.
Diana cukup kesepian menjalani kehidupannya yang seperti itu. Namun ini menjadi keputusan terbaiknya.
2. Penjahat bagi Diana Prince
Ada dua antagonis bagi Diana Prince. Yang terlihat jelas adalah Cheetah dan Maxwell Lord. Namun musuhnya yang sebenarnya adalah bukan itu saja.
Sosok Maxwell Lord diceritakan sebagai raja informasi palsu. Jika orang mengejar impian kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran, maka Max menjual impian itu.
"Dia adalah pengusaha yang putus asa, terobsesi pada diri sendiri, penipu yang menjalankan bisnis yang menjual American Dream," ungkap Anna Obropta.
 Tokoh Maxwell Lord di film 'Wonder Woman 1984' mengambil inspirasi salah satunya dari Donald Trump. Foto: Warner Bros. Pictures |
Penampilannya disejajarkan dengan Donald Trump yang digambarkan sebagai seorang pengusaha yang licik dan banyak bicara.
Antagonis lainnya adalah Barbara Minerva. Ia tertipu oleh ilusi ini dan akhirnya dirusak olehnya. Karakter tersebut akan memulai transformasinya menjadi Cheetah, salah satu musuh paling terkenal Diana.
Dua karakter ini diperankan Pedro Pascal dan Kristen Wiig.
3. Steve Trevor tak berubah
Wonder Woman 1984 membawa penampilan Steve Trevor yang kembali secara mengejutkan. Ia diyakini sudah meninggal dunia di akhir film pertama.
Yang berbeda dari Steve Trevor kini hanya pada adaptasinya di zaman baru yang sama sekali berbeda dari keberadaannya di Wonder Woman yang dirilis tahun 2017.
Di tahun 1984, ia mencoba menyesuaikan diri dengan situasi tren Amerika yang sedang populer saat itu seperti musik retro dan gaya busana yang terlihat unik seperti jeans berpinggang tinggi.
"Ini menjadi hal yang menarik secara komedi dari Steve Trevor," ujar sang aktor, Chris Pine.
Namun hubungan di antara Diana Prince dan Steve Trevor tidaklah berubah. Bahkan sekuel ini menampilkan asmara keduanya yang makin berkembang.
" Jika film yang pertama adalah tentang jatuh cinta, film kedua adalah eksplorasi tentang yang hilang dan kerinduan. Dua tokohnya mewujudkan kekuatan cinta itu," ungkap Chris Pine.
Simak Video "Video: Massa Pro Palestina Serukan Boikot Gal Gadot di Acara Walk of Fame"
[Gambas:Video 20detik]
.webp)
