Siapa sih yang tidak kenal dengan Agatha Christie? Seorang penulis wanita yang sudah melegenda ini telah menulis lebih dari 77 buku novel cerita detektif yang sudah terkenal luas di hampir seluruh dunia.
Dan tidak hanya tulisannya saja, kehidupan pribadinya pun turut mengundang perhatian yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film berjudul Agatha and The Curse of Isthar.
Film ini menceritakan sebuah cerita yang mungkin terjadi ketika Agatha Christie 'menghilang' di tahun 1926 setelah bercerai dari suaminya. Dan layaknya film detektif lainnya, film dibuka dengan sebuah preposisi klasik yang misterius; dimana seseorang terbunuh, dan orang lainnya menjadi saksi yang berusaha memecahkan misteri siapa pelaku pembunuhannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pesan Luc Besson pada Filmmaker Indonesia |
Agatha and The Curse of Isthar yang hadir di Mola TV memang sedari awal terasa dan terlihat seperti film misteri. Bagaimana tokoh utama secara tidak sengaja terlibat dengan misteri pembunuhan dan menjadi pahlawan yang menemukan siapa pelakunya, bagaimana satu persatu petunjuk terbuka, dan bagaimana cerita mengantarkan penonton pada setiap motivasi karakter yang berperan. Tapi sayangnya, seiring film berjalan aura misteri tersebut terasa semakin lama semakin pudar.
Plot film ini kehilangan 'kharisma' untuk menarik penontonnya mengikuti cerita lebih dalam bahkan sebelum babak kedua dimulai, karena narasi yang diberikan tidak memiliki intensitas yang membuat penonton tetap merasa tertarik. Tidak ada film score yang memikat, tidak ada adegan yang menarik, dan tidak ada narasi yang membuat pertanyaan. Semua terasa datar, hanya obrolan tak berdasar yang membuat film terasa kosong. Tidak jarang adegan yang ada malah terasa membosankan, dan membuat penonton lupa dengan konteks cerita yang ada.
Dalam sebuah film misteri, ketiadaan intensitas adegan sangatlah fatal karena dapat membuat 'aura' misterius dari fillm tersebut menghilang. Hasilnya, hanya tersisa konten drama tanpa konteks yang tumbuh di dalamnya dalam Agatha and The Curse of Isthar.
![]() |
Jika kita melihat film Murder on The Orient Express yang diangkat dari novel Agatha Christie, sangat terlihat jelas bagaimana plot film terasa intens dengan menggunakan teknik pengambilan gambar yang fokus dan terasa luas, dengan emosi setiap karakter yang juga mengamplifikasinya. Jauh berbeda dengan film Agatha and The Curse of Isthar, yang tidak mampu memperlihatkan cerita detektif yang mendebarkan, tapi juga tidak dapat membuat emosi dari setiap karakternya mampu dirasakan oleh penonton.
Karakter yang berperan di dalam film ini terasa berperan masing-masing, tidak ada kesinambungan emosi ketika satu peristiwa terjadi, dan tidak jarang emosi yang diperlihatkan terasa tidak 'pas' dengan konteks adegan yang sedang terjadi. Efeknya akting yang diperlihatkan oleh aktor dan aktris terasa tidak alami dan kadang membuat penonton tidak percaya dengan adegan yang sedang ditampilkan.
Mungkin ini pendekatan cerita yang tidak biasa yang dilakukan oleh sang sutradara Sam Yates, karena kita dapat merasakannya hingga akhir film.
Padahal, akting dari Lyndsey Marshall sebagai Agatha Christie sudah bagus dan mampu membangun chemistry dengan karakter-karakter lainnya. Sayangnya desain karakter yang dibuat tidak mampu bersinkronisasi dengan intensitas plot film, yang juga diperparah dengan teknik pengambilan gambar yang monoton dan jarang memperlihatkan potensi emosi yang dimiliki oleh setiap karakter yang berperan.
Baca juga: Pesan Luc Besson pada Filmmaker Indonesia |
Ya, jika dilihat secara menyeluruh film Agatha and The Curse of Isthar memang lebih condong pada genre drama, dengan sedikit bumbu misteri dan cerita detektif yang membesarkan nama Agatha Christie. Tentu hal ini sangat disayangkan bagi para penggemar genre misteri, terutama untuk para fans Agatha Christie yang mungkin mengaharapkan cerita detektif yang lebih intens.
Tapi tenang, film ini tetap memiliki cerita menarik yang jelas tetap bisa dinikmati oleh penggemar karya-karya Agatha Christie. Jika kamu ingin penasaran dan ingin menonton Agatha and The Curse of Isthar, saksikan saja secara legal hanya di Mola TV!
(doc/doc)