Tora Sudiro sudah menjadi kakek setelah kehadiran cucu pertama dari putri sulungnya, Azzahra Nabila Sudiro. Ia bertekad untuk tetap menjaga penampilan.
Bintang film Kang Mak From Pee Mak itu memilih untuk rutin berolahraga seperti angkat beban yang biasa diperlihatkan di Instagram. Selain itu, ia melakukan perawatan rambut.
Tora Sudiro memang terlihat beda di bagian kepala. Ia mengaku habis transplantasi rambut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berawal dari anak gue yang ngeledekin rambut gue sudah kayak kakek-kakek. Terus karena cucu gue sudah lahir, gue juga harus terlahir kembali menjadi kakek berambut badai," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (19/11/2025).
Suami Mieke Amalia itu melakukan transplantasi pada Agustus 2025. Kini ia merasakan kepuasan atas hasil yang didapat.
"Kalau saya tuh benar-benar menikmati prosesnya ya, kenapa karena saya suka yang gini-gini jadi dari pas ditanam yang kecil-kecil rambutnya terus saya siram-siram. Sampai sekarang panjang," tuturnya.
Tora Sudiro mengatakan transplantasi di Jakarta, tepatnya di Farmanina Hair & Aesthetic Clinic. Ia jadi lebih percaya diri setelah perubahan yang dilakukan.
"Nah yang bikin senang tuh kalau lagi mandi atau ngaca madep samping biasanya ini kopong jauh sekarang sudah keisi rambut lebat," katanya.
Tindakan yang dilakukan Tora Sudiro di Farmanina Hair & Aesthetic Clinic menggunakan metode DHI yang merupakan teknik transplantasi rambut modern yang tanpa rasa sakit, tanpa sayatan, tanpa bekas luka, dan memberikan hasil yang tampak alami. Keunggulan utamanya adalah metode Single-Step Implantation, yaitu proses satu langkah menggunakan alat eksklusif DHI Implanter yang memungkinkan dokter menanam folikel rambut tanpa perlu membuat sayatan terlebih dahulu.
"Gue kira bakal perih kayak diselingkuhin ternyata malah enak kayak spa tapi buat kepala. Gue isi juga bolong-bolong di jenggot gue," ujar Tora.
"Kami ingin memastikan masyarakat Indonesia mendapatkan hasil transplantasi rambut yang aman, alami, dan sesuai standar global, bukan versi tiruannya. Tidak sedikit klinik yang menggunakan foto hasil editan atau gambar dari internet untuk promosi di media sosial. Pemasaran seperti ini menyesatkan dan berpotensi membahayakan pasien yang tidak memahami perbedaannya," timpal Dr. Cintawati Farmanina, M.Bio (AAM), pendiri Farmanina Hair & Aesthetic Clinic, representatif resmi DHI Global di Indonesia.
(mau/wes)











































