Sebagai aktor senior, Rano Karno mengaku tahu seluk beluk dunia film masa lalu. Bahkan ia juga paham soal bayaran aktor dan aktris tertinggi di Indonesia.
Topik itu menjadi bahan pembicaraan Rano Karno dengan aktris senior Yenny Rachman. Kisah dimulai saat Yenny Rachman mendapat penghargaan aktris terbaik lewat film Kabut Sutra Ungu yang rilis pada 1979.
"Film gue itu Kabut Sutra Ungu yang ditanganin sama Sjuman Djaya, dapat Best Actress di situ, baru orang meliriklah," buka Yenny Rachman di kanal YouTube Si Rano.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yenny Rachman menyebut dirinya saat itu kerap diremehkan. Ia sadar akan hal tersebut karena sering menerima tawaran bermain di film-film berskala kecil.
Namun menurutnya semua berubah setelah ia mendapatkan penghargaan.
"Lumayan deh nambah bobot kita, lumayanlah honor naik," ujar Yenny Rachman.
![]() |
Menurut Rano Karno, Yenny Rachman memang memiliki tarif honor yang besar. Ia adalah salah satu pemain film yang memiliki tarif tinggi di The Big Five bersama Roy Marten.
"Soal ngomong honor, ini eranya Yenny Rachman sama Roy Marten yang membuat honor pemain film Indonesia rusak," ujar Rano Karno.
"Rusak pasaran ya?" timpal Yenny Rachman sambil tertawa.
Rano Karno menambahkan saat itu Yenny Rachman memiliki honor berjuta-juta, jauh di atas yang lainnya.
"Soalnya dulu ada namanya The Big Five. Ini kita harus buka kartu nih, dulu zaman dia honor Rp 5 juta. Nggak pernah ada bintang film honor Rp 5 juta," beber Si Doel.
Sayangnya, Rano Karno tidak menjadi salah satu dari aktor yang memiliki honor besar untuk saat itu. Pendapatannya untuk satu film masih jauh lebih rendah.
"Aku aja yang udah terkenal paling honor Rp 600 ribu atau Rp 750 ribu. Yenny Rachman, Roy Marten, Robby Sugara, Doris Callebaute, Yety Octavia, pokoknya The Big Five deh ya," papar Rano Karno.
(dar/nu2)