Terhitung sudah lima bulan jaringan bioskop belum boleh beroperasi imbas pandemi. Hal ini diresahkan oleh Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia (GPBSI).
Dari beberapa sektor yang sudah diizinkan beroperasi kembali, bioskop masih dalam daftar dilarang buka hingga waktu yang tak ditentukan.
Ketua GPBSI, Djonny Syafruddin menyayangkan keputusan pemerintah yang tak membolehkan bioskop dibuka khususnya di ibukota Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kecewa. Kenapa pesawat terbang boleh, kereta api boleh, restoran boleh, ini nggak adil," ungkap Djonny lewat sambungan telepon.
Baca juga: Jadwal Bioskop Trans TV 24-30 Agustus 2020 |
Pernyataan yang diungkapkan Djonny Syafruddin bukan tanpa alasan. Ia menyebut beberapa negara sudah membuka jaringan bioskop namun tak ditemukan kasus baru soal Corona.
"Di Singapura sudah terbukti, sebulan lebih sudah dibuka kembali (bioskop), aman-aman saja," imbuh Djonny lagi.
Di satu sisi, bioskop tetap harus menjalani perawatan meski sedang tak beroperasi. Pengeluaran tanpa pemasukan itu disebut Djonny menghasilkan kerugian yang tak sedikit.
"Makin lama ditutup, lama-lama mati. Apa nunggu mati dulu, kita udah rugi ratusan miliar rupiah selama lima bulan lebih," ungkapnya.
Mewakili pengusaha bioskop, Djonny Syafruddin berharap pemerintah dapat memberi ruang diskusi tentang nasib bioskop. Sebelumnya, ada edaran dari Pemprov DKI Jakarta terkait sektor mana saja yang dapat beroperasi kembali di rentang 14 hingga 27 Agustus.
Namun SK itu kemudian direvisi sehingga bioskop dan gym dilarang dibuka kembali.
"Kalau pemerintah mau memberikan petunjuk atau nasehat tentang COVID-19 ya undang kita bersamalah," tukas Djonny Syafruddin.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Pemprov DKI Jakarta mengizinkan 13 tempat dan kegiatan untuk dibuka kembali saat PSBB transisi. Mulai dari hotel, jasa perawatan rambut, hingga tempat meeting dan workshop.
Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) yang sudah direvisi oleh Disparekraf pada 20 Agustus 2020.
(doc/dar)