Ada banyak hal yang berkaitan dengan perempuan yang dikisahkan dalam film pendek Tilik. Dari bibir tokohnya yaitu Bu Tejo, kita tidak hanya akan diperkenalkan secara tidak langsung dengan sosok bernama Dian.
Ia yang disebut-sebut Bu Tejo sebagai bukan perempuan baik-baik bahkan sering jalan-jalan bersama Om-om. Kita juga diajak bertemu dalam imajinasi dengan sosok Bu Lurah. Ia disebut janda dan digunjingkan bermasalah di keluarganya.
Sutradara Wahyu Agung Prasetyo mengungkapkan, kisah film ini terinspirasi dari hidup sang ibu dari penulis skenarionya, Bagus Sumartono yang menyandang label single parent sejak tak lagi memiliki suami. Kesamaan itu juga ada di sosok ibu Wahyu Bagus Prasetyo dan sang produser.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tilik, Kisah Ibu Tukang Gunjing |
"Aku, penulis dan produserku itu masing-masing punya kesamaan, sama-sama memiliki ibu seorang janda dengan status single, akhirnya turunannya ke semua-semuanya itu jadilah naskahnya seperti itu," kisah Wahyu.
![]() |
Momen bergunjing selama perjalanan dari Bantul ke Wonosari yang dilakukan ibu-ibu di film ini kemudian meramaikan tema besar tentang sosok perempuan berstatus single parent ini.
Diungkapkan Wahyu, sang penulis skenario, Bagus Sumartono tertarik melihat fenomena yang ia saksikan kala sedang berkunjung ke sebuah rumah sakit di Malioboro. Ia melihat sekelompok ibu-ibu yang melakukan kunjungan ke rumah sakit di kawasan Malioboro itu hanya sebentar beberapa tahun lalu.
"Dia cerita dia lihat ada gerombolan ibu-ibu datang ke rumah sakit tapi malah datengnya sebentar. Ibu-ibu itu justru mau pergi ke Malioboro yang dekat sama rumah sakit itu. Dari situ saya tertarik dan saya bilang ini harus dijadiin masuk ke naskah film," tutur sang sutradara.
Sebelum tayang di YouTube, Tilik sempat tayang di berbagai festival film. Salah satunya berkesempatan diputar di festival film di Amsterdam di tahun 2018.
(doc/nu2)