Pada tahun 2012 Del Toro berhasil menyutradai film 'Pacific Rim' ini dengan sangat baik. Meski tetap ada sedikit kekecewaan bagi penontonnya, karena film ini tidak sebagus yang dibayangkan.
Setelah sukses dengan film 'Pacific Rim', pada tahun 2018 film ini berhasil dibuatkan sekuelnya. Kali ini Del Toro tidak menjadi sutradaranya, melainkan digantikan oleh Steven S. DeKnight.
Ketakutan penggemar pada film pertamanya bahwa 'Uprising' akan menjadi saudara kembar serial 'Transformers' terbukti. Film kedua serial 'Pacific Rim' ini sama sekali lupa dengan pakem yang ada dalam film pertamanya. Bagian yang membuat film pertamanya begitu menyenangkan sudah hilang. Tidak ada perjalanan emosional yang membuat kisah pencegahan kiamat dari para monster ini menjadi menarik. Yang terjadi adalah sekumpulan adegan dengan CGI mahal dan musik hingar bingar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini menceritakan tentang robot raksasa yang dikendalikan oleh manusia. 'Pacific Rim: Uprising' merupakan sekuel dari pertarungan antara robot raksasa Jaeger dengan kumpulan monster bernama Kaiju.
'Pacific Rim:Uprising' merupakan sekuel dari pertarungan antara robot raksasa Jaeger dengan kumpulan monster bernama Kaiju. Film ini mengangkat kisah 10 tahun setelah kejadian pertama dari sudut pandang Jake Pentecost (John Boyega). Kala itu, dunia sudah bebas dari serangan Kaiju. Meski begitu, sejumlah robot raksasa Jaeger masih dioperasikan. Tentunya operasi tersebut sesuai dengan peraturan Undang Undang.
Jeke Pentecost merupakan anak kandung Stacker Pentecost, ranger pengendara Jaeger Striker Eureka yang gugur karena mengorbankan diri demi menutup celah Kaiju pada film pertama. Sayangnya, Jake hidup dalam bayang-bayang sang ayah. Dia memiliki kehidupan yang suram karena banyak melakukan tindak kriminal.
Hidup Jake berubah ketika ia bertemu dengan seorang remaja perempuan yang memiliki kemampuan merakit Jaeger, Amara Namani. Di saat yang sama, dunia kembali terancam dengan kehadiran Kaiju yang kembali muncul dengan cara berbeda dan tidak terduga. Setiap karakter yang terdapat pada film ini berkembang sesuai dengan berlangsungnya cerita.
Namun, konflik personal dan latar belakang pada tiap karakter hanya diceritakan sekilas. Pasalnya, film kedua 'Pacific Rim' ini lebih memberi perhatian pada keberlangsungan dunia pasca-serangan Kaiju 10 tahun lalu.
Pada akhir dari 'Pacific Rim Uprising', dialog Jake mengindikasi adanya kelanjutan yang lebih besar. Saat itu, Dr. Newton Geiszler berkata bahwa manusia tidak bisa hidup tenang karena Kaiju akan terus mencari cara untuk datang. Jake pun membalas bahwa bukan lagi Kaiju yang akan mengancam bumi, melainkan manusialah yang membuat perhitungan dengan monster raksasa tersebut.
Di balik lika-liku dalam pembuatan film 'Pacific Rim', ada fakta menarik yang jarang diketahui, dilansir dari berbagai sumber:
1. Siapa sangka jika Tom Cruise pernah dipertimbangkan untuk bermain pada film ini sebagai Komandan Stacker Pentecost. Namun, yang terpilih adalah Idris Elba-lah.
2. Robot pemusnah Kaiju (sang monster raksasa) dalam Pacific Rim disebut Jaeger. Jaeger sendiri merupakan sebuah kata dalam bahasa Jerman yang memiliki arti "pemburu"
3. Sedangkan Kaiju berasal dari bahasa Jepang yang memiliki arti "monster". Kaiju sudah sering digunakan untuk menyebut monster dalam hampir semua film sci-fi Jepang, termasuk Godzilla.
4. Ternyata Guillermo del Toro banyak mendapat inspirasi dari anime dalam pembuatan Pacific Rim. Del Toro adalah seorang fans anime sejak remaja. Inspirasi del Toro lainnya datang dari lukisan Hokusai berjudul "The Great Wave off Kanagawa"
5. Hanya dibutuhkan 103 hari saja bagi Guillermo del Toro untuk menyelesaikan Pacific Rim. Guillermo memang telah berkomitmen untuk menyelesaikan film iini dalam kurun waktu tidak lebih dari 115 hari. Sangat komitmen dengan waktu yaa..
(nwy/erd)