Perebutan Takhta Kekuasaan dan Politik di Kisah 'Mangkujiwo'

Perebutan Takhta Kekuasaan dan Politik di Kisah 'Mangkujiwo'

Devy Octafiani - detikHot
Selasa, 04 Feb 2020 14:11 WIB
Mangkujiwo
Foto: (dok.MVP)
Jakarta - 'Mangkujiwo' digarap filosofis oleh sang sutradara, Azhar Kinoi Lubis. Film ini tak hanya jadi panggung horor bagi Asmara Abigail, sang pemeran Kuntilanak.

"Ini jadi cerita tentang kekuasaan antara dua tokohnya, Tjokro-Roy Marten dan Brotoseno-Sujiwo Tejo," ungkap sang sutradara, Azhar Kinoi Lubis.

"Film ini dibentuk awalnya dari satu dendam dari satu orang yang dilengserkan dari satu kerajaan. Dia mau dendam, tapi dia tidak tahu harus membunuh atau membalas dendamnya itu," urai Kinoi.


Sosok itu diperankan oleh Sujiwo Tejo yang berperan sebagai lawan Roy Marten di film ini.

Sutradara mengaitkan kisah tentang kekuasaan ini pula dengan beberapa peristiwa politik yang sempat terjadi di Indonesia beberapa waktu lampau.


"Sebenarnya mirip seperti keluarga Cendana yang dilengserkan terus muncul rezim baru yang awalnya kita nggak tahu, rezim itu membawa apa," tuturnya.

Dari kisah membuka tabir awal mula Kuntilanak, 'Mangkujiwo' dibalut dengan politik yang membawa banyak twist dalam ceritanya.

"Mirip politik di mana ada persekutuan, dari karakter yang ada," tukas Kinoi.


(doc/wes)

Hide Ads