10 Film Internasional Terhot 2019

Top Ten 2019

10 Film Internasional Terhot 2019

Candra Aditya - detikHot
Minggu, 29 Des 2019 16:41 WIB
Foto: ist
Jakarta - 2019 benar-benar segera pergi. Banyak sekali tontonan yang menghibur kita di tahun 2019 ini. Ada beberapa yang mengejutkan (seperti jilid terakhir X-Men yang bertajuk Dark Phoenix ternyata mengecewakan). Ada juga yang tidak mengejutkan. Seperti Avengers: Endgame yang sudah dipastikan akan menjadi juara box office. Endgame merangkum semua perjalanan film-film Marvel sebelumnya dalam sebuah kesimpulan yang manis dan memuaskan. Atau 'Joker' yang terasa sangat menyakitkan tapi begitu ngena dan keren.

Menyambut 2020, ada baiknya kita melihat ke belakang untuk melihat 10 film apa saja yang masuk ke dalam daftar 10 Film Terbaik versi saya. 10 film yang masuk dalam daftar ini adalah film yang masuk secara resmi di bioskop-bioskop Indonesia atau tayang di platform online resmi seperti Netflix. Itu sebabnya Anda tidak akan menemukan judul-judul film yang kebanyakan masuk daftar film terbaik versi media luar.

Tonton bareng ulasannya langsung dari Candra Aditya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video 20detik]



Oke, tanpa banyak basa-basi, berikut ini adalah 10 Film Terbaik versi Candra Aditya:

Cold Pursuit

10 Film terbaik versi Candra Aditya10 Film terbaik versi Candra Aditya Foto: Cold Pursuit (imdb.)


Liam Neeson membalas dendam sebenarnya bukan genre yang baru. Hampir setiap filmnya dia selalu membalas dendam. Atau kebingungan. Atau amnesia. Tapi benang merahnya satu: dia selalu tahu bagaimana cara menggunakan senjata api atau menggebuki penjahat.

Cold Pursuit yang disutradarai oleh Hans Petter Moland ternyata membuat premis Liam-Neeson-membalas-dendam menjadi renyah. Alasannya? Selera humornya yang gelap. Sensibilitas itulah yang menjadikan Cold Pursuit agak sedikit berbeda dengan film-film Liam Neeson yang lain. Anda tidak akan berteriak keseruan tapi kali ini Anda juga akan tertawa terbahak-bahak di tempat yang tidak terduga. Dan karena itulah film ini menempati posisi 10.

Us

10 Film terbaik versi Candra Aditya10 Film terbaik versi Candra Aditya Foto: Andhika A


Jordan Peele kembali lagi dan kali ini dia menasbihkan dirinya sebagai Raja Horror dengan Us. Setelah Get Out yang menjadi sebuah debut yang sempurna, Us adalah sebuah teror yang sempurna. Senjatanya adalah di Lupita Nyong'o yang kedapatan memerankan dua peran ganda.

Semua aktor di film ini sebenarnya memerankan dua karakter ganda. Tapi Lupita mendapatkan catatan khusus karena transformasinya sungguh luar biasa. Menyaksikan Us adalah merasakan sebuah sensasi roller coaster yang menyenangkan. Dan warna merah terlihat begitu menawan di film ini.

8. Hustlers

Hustlers bukan Ocean's Eight jilid dua. Film ini lebih dari sekedar dari premisnya good-girls-gone-bad. Hustlers lebih dari itu. Rahasianya adalah di tangan pembuatnya, Lorene Scafaria. Ia membuat karakter-karakternya bukan hanya sekedar stripper. Tapi mereka adalah survivor yang mencoba segala cara untuk tetap bertahan dan relevan.

Oke, cara-cara mereka memang tidak patut dicontoh. Tapi Anda tidak bisa menyangkal bahwa menyaksikan Jennifer Lopez dan Constance Wu "menghukum" lelaki-lelaki ini sungguh merupakan katarsis. Scafaria tidak hanya merekam kondisi ekonomi Amerika saat itu dengan detail, tapi ia menunjukkan betapa kuat bonding persahabatan para perempuan. Dengan musik yang akan membuat Anda berjoget, Hustlers adalah salah satu tontonan paling menyenangkan tahun ini.

Midsommar

10 Film terbaik versi Candra Aditya10 Film terbaik versi Candra Aditya Foto: Istimewa

Ari Aster membuat film horor bukan untuk membuat Anda untuk lompat dari kursi. Tidak ada jump scare di film-film horornya. Anda tidak akan menemukan jump scare baik di Hereditary yang dirilis tahun lalu atau film keduanya yang rilis tahun ini, Midsommar. Ari Aster menggunakan genre horor hanya sebagai kanvas.

Isi lukisannya benar-benar soal cerita lain. Jika Hereditary bercerita tentang mental illness dan family bonding, Midsommar adalah tentang relationship dan juga mental illness. Menyaksikan Dani, yang diperankan dengan luar biasa oleh Florence Pugh, merasakan semua emosi yang ia rasakan dari awal sampai akhir adalah sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan. Dan itu yang Ari Aster inginkan. Dan ia berhasil. Karena setelah menonton Midsommar, Anda tidak akan bisa melupakan setiap detailnya. Dan di akhir film, saya tidak tahu harus merasakan apa.

6. The Irishman

Martin Scorsese didukung oleh Netflix untuk membuat film berdurasi tiga setengah jam dengan bujet 175 juta dollar tentang mafia yang didasarkan kisah nyata. Hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Di tangan Scorsese, The Irishman menjadi sebuah kisah tentang laki-laki yang terjun ke dalam dunia gelap dengan begitu menawan.

Teknologi menjadi sahabat utama film ini. Pada awalnya memang agak aneh menyaksikan De Niro, Pesci dan Pacino terlihat jauh lebih muda dari usia mereka. Tapi mereka berakting dengan luar biasa bagusnya sehingga teknologi pun tak bisa menutupi itu. Yang paling menarik dari The Irishman sebenarnya adalah satu jam terakhirnya. Tidak seperti film-film mafia lainnya (atau film-film mafia Scorsese lainnya), The Irishman memberikan gambaran yang real tentang apa yang terjadi jika kita memilih jalan yang paling gelap.

Ad Astra

10 Film terbaik versi Candra Aditya10 Film terbaik versi Candra Aditya Foto: imdb.


James Gray mendapatkan bujet film yang lebih besar untuk membuat sebuah kisah tentang hubungan anak dan bapak. Ia melukisnya dengan bintang-bintang, planet-planet dan Brad Pitt di sebuah galaksi yang sungguh luas. Ad Astra bukan saja sangat melenakan untuk disaksikan (apalagi jika Anda menyaksikannya di layar IMAX), tapi juga begitu sendu untuk diresapi. Brad Pitt berakting dengan sangat baik.

Gerakan dan ekspresinya sangat lembut. Tapi ketika dia mengucapkan dialognya, ada luka disana. Klimaks Ad Astra adalah salah satu pengalaman paling menyedihkan sekaligus paling menggetarkan yang saya rasakan tahun ini. Dan untuk itu saya berterima kasih kepada James Gray.

Marriage Story

10 Film terbaik versi Candra Aditya10 Film terbaik versi Candra Aditya Foto: Marriage Story (imdb.)


Noah Baumbach membuat sebuah film percintaan dengan background perceraian. Katanya ini adalah film autobiografi. Dan saya bisa merasakan kejujuran itu dari frame pertama ketika Nicole, yang diperankan oleh Scarlett Johansson muncul di layar. Dan saat Nicole bertemu dengan Charlie, yang diperankan oleh Adam Driver, untuk pertama kalinya, layar bergetar.

Marriage Story tidak hanya dibuat dengan baik tapi ia memiliki pondasi skrip yang mantap dan akting yang luar biasa. Menyaksikan Johansson dan Driver saling teriak dalam salah satu klimaks film ini adalah salah satu hal terpedih yang saya saksikan tahun ini. Keduanya melebur menjadi karakternya. Dan Anda seperti diundang ke dalam rumah tangga mereka. Dan untuk pertama kalinya, saya tidak tahu harus membela siapa.

Knives Out

10 Film terbaik versi Candra Aditya10 Film terbaik versi Candra Aditya Foto: Knives Out (imdb)


Jika kita menilai Knives Out sekedar dari plotnya, ini adalah sebuah whodunit yang apik. Semua clue dijabarkan dengan telaten. Setiap karakter dibuat dengan tiga dimensional. Setiap orang mempunyai motivasi untuk berbuat jahat. Dari presentasi teknisnya, Knives Out sudah menjadi juara. Visual, musik, editing, akting, penyutradaraan.

Semuanya top notch. Tapi yang membuat Knives Out menjadi stand out adalah statementnya. Ini film mengenai white privilege. Dan film ini dibuat dengan telaten dan didesain khusus untuk mengomentari Amerika ketika ia dipimpin oleh Presiden Trump. Menyadari hal tersebut, gambar terakhir Knives Out memberikan goresan luka yang mendalam. Dan saya bisa merasakan Rian Johnson tersenyum menyaksikan ini.

Once Upon A Time In Hollywood

10 Film Hollywood Terhot 201910 Film terbaik versi Candra Aditya. Foto: Dok. Sony Pictures


Satu film lagi dan Tarantino akan berhenti membuat film. Tarantino sudah berjanji akan berhenti membuat film di film kesepuluh. Sungguh disayangkan karena di film ke sembilannya, Tarantino masih melakukan kejutan. Sesungguhnya penonton Once Upon A Time In Hollywood terbagi menjadi dua kubu. Mereka yang mengharapkan sesuatu yang lebih Tarantino dan mereka yang terkejut bahwa Tarantino bisa bersantai. Saya adalah jenis yang kedua. Film ini seperti film hangout, in the best way possible. Dengan dua bintang utama paling sensasional yang pernah ada, Tarantino membawa penonton ke era dimana mengendarai mobil dan mendengarkan musik adalah cara paling asyik untuk menghabiskan waktu. Brad Pitt terlihat cool tanpa perlu usaha. Tapi Leonardo diCaprio juga sangat komit untuk membuat Rick Dalton terasa tiga dimensional. Ketika keduanya berada dalam satu frame, ada kembang api di layar.

Bahkan tanpa babak ketiga yang sungguh-sungguh jenius itu, dua jam pertama Once Upon A Time In Hollywood sungguh menyenangkan. Rasanya seperti menonton film-film Linklater tapi di tangan Tarantino. Tentu saja film ini detailnya spesifik dan semua karakternya ada kepentingan tersendiri. Cara paling menyenangkan menikmati film ini adalah ketika Anda tahu tentang sejarah Sharon Tate yang diperankan oleh Margot Robbie. Ketika Anda tahu sejarahnya, ending film ini akan menjadi sebuah hadiah yang tidak bisa dinilai.

Parasite

10 Film Hollywood Terhot 201910 Film terbaik versi Candra Aditya. Foto: ist

Tidak ada satu pun film lain yang rilis tahun ini yang mempunyai kemampuan luar biasa seperti Parasite. Parasite adalah sebuah hadiah kepada semua pecinta film. Parasite adalah bukti bahwa sinema jika dibuat dengan penuh cinta akan menjadi lebih dari sekedar film. Dan Parasite tidak akan bisa dibuat oleh orang lain selain Bong Joon-ho.

Setelah memenangkan penghargaan tinggi Cannes tengah tahun ini, film ini langsung menjadi perhatian banyak pecinta film. Dan ketika akhirnya film ini rilis di Indonesia, semua orang membuktikan kejeniusannya. Hanya Bong Joon-ho yang bisa membuat kita tertawa-tawa kemudian menangis di akhir film. Hanya Bong Joon-ho yang bisa merubah genre di tengah-tengah film. Menyaksikan Parasite secara buta, tanpa membaca sinopsis atau menonton trailernya adalah cara terbaik untuk menikmati film ini. Karena ketika filmnya bertransformasi menjadi sesuatu yang lain, penonton dibawa ke tempat yang baru. Anda dipaksa untuk melihat karakter-karakter ini dengan lensa yang berbeda. Dan itu adalah salah satu pengalaman menonton yang luar biasa.

Tidak ada yang cacat dalam film ini. Sinematografi, production design (mereka membuat kampung tersebut di studio untuk adegan banjir), musik, wardrobe, visual efek sampai akting semuanya top notch. Bong Joon-ho benar-benar berhasil membawa penonton untuk mengenal keluarga Kim Ki-taek sehingga ketika mereka menghadapi masalah, Anda juga ikutan panik. Dan teror itu sungguh lezat rasanya. Di akhir film, Anda akan menemukan diri Anda bertanya: jadi siapa sebenarnya yang parasit dalam film ini




(kmb/kmb)

Hide Ads