Pemutaran film 'Kucumbu Tubuh Indahku' di Bandar Lampung dibubarkan paksa oleh ormas Front Pembela Islam (FPI). Garin Nugroho meminta agar pemerintah bisa turun tangan menangani masalah ini.
"Pemerintah harus turun tangan, pemerintah tuh selalu jargonnya itu anti radikalisme dan anti kekerasan jalanan, kalau itu hanya jadi jargon politik yang mau dijual untuk popularitas, tapi sehari-hari tindakan kekerasan itu berjalan, maka radikalisme akan tumbuh," kata Garin Nogroho, saat dihubungi Rabu (13/11/2019).
Garin Nugroho menilai sikap arogan seperti yang dilakukan oleh FPI tidak seharusnya terjadi. Apalagi ini bukan kali pertamanya film 'Kucumbu Tubuh Indahku' itu mendapatkan ancaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sejak awal penayangannya mendapatkan pro kontra, film 'Kucumbu Tubuh Indahku' masuk ke dalam nominasi Oscar 2020 melalui kategori Internasional Feature Film.
Tak hanya itu, 'Kucumbu Tubuh Indahku' juga masuk ke dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2019. Ada 12 nominasi yang akan memperebutkan Piala Citra.
"Ya memang sebetulnya kita di penghargaan itu menunjukkan apresiasi anak-anak muda bahkan Oscar pun diwakili 'Kucumbu' kan. Tapi prestasi akan dikalahkan radikalisme. Dan pemerintah lah yang melanggengkan prestasi itu kalah dengan radikalisme. Jadi anti kontraproduktif. Jadi pemerintah hanya jualan aja itu. Jualan radikalisme untuk menarik perhatian rakyat. Omong kosong itu," beber Garin Nugroho.
"Walaupun dapat penghargaan dari beberapa negara, ini udah dapat penghargaan banyak kan, termasuk FFI nominasi, tapi prestasi itu tenggelam nanti kalau pembiaran terhadap radikalisme, penghakiman sehari-hari. Sudah saatnya tidak hanya jargon saja. Tanpa tindakan keras dari penegak hukum maka radikalisme akan langgeng," tukasnya.
(hnh/kmb)