Jakarta -
Joker adalah villain yang dirayakan di masa kini. Mungkin dulu, popularitas si badut cacat ini tak pernah disangka akan sebegitu kerennya di masa sekarang.
Joker-nya Jack Nicholson begitu klasik. Kriminal kelas teri, masuk lubang cairan asam, lalu berubah wujud jadi Mr J.
Atau kalau mau membahas Joker (Cesar Romero) era serial yang mirip komedi dulu, maka villain ini jelas takkan jadi favorit.
Tapi perspektif atas Mr J berubah ketika Heath Ledger membawa tokoh ikonik ini naik kelas ke tingkat yang tadinya sulit dibayangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak perlu lagi dibicarakan soal bagaimana Ledger begitu hebatnya memerankan tokoh ini. The Dark Knight arahan Christopher Nolan membawa dua trofi untuk Sound Editing dan satunya adalah untuk Ledger sebagai supporting actor.
Estafet Joker kini sampai ke Joaquin Phoenix, aktor langganan nominasi Oscar yang sayangnya memang belum beruntung untuk mengangkat 'Si Gundul'.
Todd Phillips mengatakan, sejak awal, ia memang hanya memikirkan dan mempertimbangkan Phoenix untuk peran ini.
Tak ada nama lain meski dulu Warner Bros.-DC memasukkan nama Leonardo DiCaprio masuk bursa kandidat.
Harumnya nama villain ini memang sebuah beban. Jared Leto tahu bagaimana sulitnya maksimal jika tak dapat naskah yang proper.
Dalam 'Joker' di kisah solonya ini, Todd Phillips menghadirkan Arthur Fleck. Dia stand up comedian gagal yang hidup dengan ibunya.
Mentalnya bermasalah. Dan masalah itu makin berat ketika lingkungan tak berlaku adil padanya.
'Joker' mengambil referensi The Killing Joke, asal-usul orisinil Joker paling terkenal. Kesamaan paling identik adalah mereka sama-sama merupakan komika.
Ketika hidupnya sudah berantakan, dia hanya butuh trigger untuk mengubah hidupnya. Dan Arthur pun menjadi badut berjuluk pangeran kriminal setelah itu.
Kini, Joker pun siap meneror...
Halaman Selanjutnya
Halaman