'Titi Mangsa', Cerita Perjuangan Pangeran Diponegoro

'Titi Mangsa', Cerita Perjuangan Pangeran Diponegoro

Eko Susanto - detikHot
Selasa, 17 Sep 2019 14:18 WIB
1.

'Titi Mangsa', Cerita Perjuangan Pangeran Diponegoro

Titi Mangsa, Cerita Perjuangan Pangeran Diponegoro
Foto: Gala Premiere 'Titi Mangsa' (Eko Susanto/detikcom)
Magelang -

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang bekerja sama dengan Pandora Film memproduksi film 'Titi Mangsa'. Film berdurasi 1 jam 20 menit bercerita tentang akhir masa perjuangan Pangeran Diponegoro.

Adapun Gala Premiere film ini dilangsungkan di Ballroom Hotel Atri Magelang, Senin (16/9/2019), malam. Malam itu, kursi yang ditata berjajar memanjang ke belakang penuh diisi para penonton yang kebanyakan anak-anak muda. Para anak muda ini duduk rapi menonton film tersebut hingga akhir.

Film ini menceritakan tentang masa perjuangan Pangeran Diponegoro tahun 1827. Digambarkan pula dalam keadaan sakit, Pangeran Diponegoro memimpin perjuangan melawan Belanda. Di film ini digambarkan pula saat Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda di Magelang dengan dalih diajak berunding oleh Jenderal De Kock.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya film akan diputar di sejumlah sekolah dan kampus-kampus. Hal ini dilakukan agar para siswa maupun mahasiswa serta warga masyarakat mengetahui sejarah perjuangan.

Bahkan, setelah berakhirnya pemutaran film ini dilangsungkan diskusi dengan menghadirkan pemeran utama Pangeran Diponegoro Roni Sodewo dari Wates Kulon Progo. Roni, merupakan trah ke 7 Diponegoro dari garis Sodewo, sekaligus Ketua Patra Padi (Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro). Selain itu, Sugeng P dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, serta Sutradara Film Titi Mangsa Andika John Manggala.

"Titi Mangsa, sebuah film, sebuah noir sinema tentang Pangeran Diponegoro yang diproduseri Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang. Film ini berdurasi 1 jam 20 menit," ujar Andika Jhon Manggala, usai pemutaran film.

Menurutnya, sejak pra produksi film hingga pascaproduksi sekitar 5 bulan. Kemudian khusus untuk shooting hanya membutuhkan waktu 12 hari. Adapun shooting dilakukan di Pegunungan Menoreh, Karesidenan Kota Magelang, Botton (Kota Magelang), kemudian di Pantai Trisik Kulon Progo dan Gua Sriti Kulon Progo.

Pihaknya berharap nantinya siswa maupun warga masyarakat bisa meneladani dari Pangeran Diponegoro.

"Harapan kami seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan inginkan nggak cuman jadi tontonan, tapi juga tuntunan untuk masyarakat bisa meneladani pahlawan kita, Pangeran Diponegoro. Bisa jadi edukasi untuk pelajar dan masyarakat," tuturnya.

"Tingkat kesulitannya waktu produksi discheduling. Karena talent mempunyai pekerjaan, kemudian harus menyinkronkan dengan pekerjaan mereka dan jadwal shooting tersebut yang lumayan susah," ujar dia.

Pandora Film sendiri yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan nantinya akan membuat roadshow menuju ke kampus-kampus di Magelang. Baik di Untidar maupun UMM, kemudian di Jogja.

"Rencana terdekat setelah Gala Premiere, kalau dari Pandora Film, kami mau bikin roadshow ke kampus-kampus di Magelang, ada Untidar sama UMM sama di Jogja ada beberapa kampus yang sudah siap menampung," kata dia.

Pemeran Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo mengatakan, berperan sebagai tokoh Pangeran Diponegoro tidak kesulitan. Kesulitan tersebut justru saat pengambilan shooting karena jarak yang harus bolak-balik Kulon Progo ke Magelang.

"Kalau untuk saya menjalani tokoh sebagai Diponegoro sebetulnya nggak ada kesulitan karena betul-betul itu sudah masuk kedalam hati saya. Kesulitan justru bagi saya adalah jarak, setiap hari harus bolak-balik dari Kulon Progo ke Magelang. Sore, saya harus balik lagi, malam harus balik lagi," katanya.

"Saya rasa nggak ada kalau kesulitan, tetapi yang perlu saya apresiasi adalah Mas Jhon memang luar biasa. Dengan segala macam keterbatasan, akhirnya film ini bisa selesai dan tadi kita lihat, hasilnya luar biasa. Mudah-mudahan, saya pingin film ini tidak hanya sekadar diputar di sekolah-sekolah, tapi bisa dinikmati oleh masyarakat di seluruh Indonesia dengan cara apapun," tutur dia.

"Ini film hanya berdurasi satu setengah jam, tentu tidak secara utuh menceritakan sejarah Diponegoro, tetapi sesuai dengan judulnya 'Titi Mangsa' maka kita mengambil babak terakhir perang Diponegoro. Dimana Pangeran Diponegoro sudah tidak ada di Jogja, tetapi ada di Romo Kebumen," tuturnya.

"Jadi Pangeran Diponegoro sakit, Pangeran Diponegoro dikianati oleh Sentot, kemudian akhirnya Pangeran Diponegoro dijebak dalam sebuah perundingan. Sebetulnya, setelah perundingan ini masih ada lagi perjalanan Pangeran Diponegoro selama 1 malam di Ungaran. Kemudian, selama 6 hari di Semarang, kemudian selama 26 hari di Batavia, kemudian perjalanan menuju ke Menado selama 60 hari. Ini sebetulnya masih banyak cerita yang harus disampaikan," ujarnya.

Sementara Sugeng, dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, menambahkan, 'Titi Mangsa' ini merupakan produksi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang ketiga. Yang pertama pada tahun 2017 dengan judul Senja Merah dan tahun 2018 tentang Jenderal Sudirman.

"Film Diponegoro ini yang diproduksi dari dinas merupakan film ketiga. Yang pertama tahun 2017 dengan judul Senja Merah. Senja Merah garapan sutradara Mas Gepeng Nugroho berlanjut berikutnya tahun 2018 tentang Jenderal Sudirman. Dan sekarang ini," ujar dia.

Hide Ads