Jakarta -
Dalam wawancara beberapa waktu lalu,
Livi Zheng membeberkan jalan panjangnya selama menekuni dunia perfilman dan berusaha menjadi seorang sutradara. Ia sempat mengungkapkan bagaimana mengalami jatuh-bangun ketika berusaha berkarya di Hollywood.
"Saya pernah disebut, kekurangan saya sebagai filmmaker itu karena saya masih muda, saya perempuan dan saya dari Asia," ujar Livi.
Namun ia merasa perjuangannya untuk membuktikan diri berhasil ketika film karyanya, 'Bali: Beats of Paradise' diterima publik Amerika. Yang pertama, ia menyebut filmnya tersebut berhasil tayang di bioskop di sana sementara tak sedikit film-film lain yang susah payah untuk bisa diputar secara komersil.
"Dari 100 film yang rilis di satu tahun, paling biasanya cuma 10 atau di bawah 10 film yang bisa masuk," kata Livi.
Ia meyakini 'Bali: Beats of Paradise' berhasil mendapatkan tempat di Hollywood ketika film tersebut tercatat untuk seleksi nominasi Piala Oscar 2019. Terlebih ada film blockbuster 'Avengers: Infinity War' yang juga dianggap bersaing dengan film Livi tersebut.
Ada pemahaman yang kemudian dilontarkan oleh Joko Anwar mengenai klaim Livi berhasil berkompetisi dengan 'Infinity War'.
"Film kalau misalnya in contention for Oscar itu emang diminta, skripnya, filmnya. Tapi itu bukan berarti filmnya itu secara kualitas up to Oscar scara standar dan kualitas," kata Joko Anwar.
Merangkum dari situs resmi Oscar, sebuah film layak untuk disharing masuk dalam kompetisi bila secara ketentuan memenuhi persyaratan di antaranya film yang berdurasi lebih dari 40 menit. Film tersebut juga sudah pernah ditayangkan di bioskop.
Oscar juga menerapkan pengajuan surat pendaftaran yang ditanda tangani oleh produser atau distributor film.
Halaman Selanjutnya
Halaman
.webp)
