Memerankan karakter Permaisuri Ratu Kencono tidaklah mudah bagi Anindya Kusuma Putri. Berakting layaknya anggota keraton merupakan tantangan bagi Anindya Kusuma Putri di film 'Sultan Agung' itu.
Keluarga keraton memang identik dengan tata krama serta aturan-aturan yang kolot dan jauh kesan modern. Di film 'Sultan Agung', Anindya memang berperan sebagai Putri Adipati Batang. Terjun langsung dan belajar dengan keluarga keraton merupakan tantangan baginya.
"Terjun langsung juga gesturenya bagaimana, ya itu tantangan ya buat aku kesulitannya kan di sini aku pribadi yang sangat pecicilankan," ujar Anindya Kusuma Putri saat ditemui di gala premiere 'Sultan Agung' di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
"Maksudnya aktif dan aku bebas bisa melakukan apa saja yang aku suka tapi di karakter Ratu Batang di mana aku harus berada di keraton melayani suami ku kemudian untuk mencintainya bersabar menjalani apa yang diminta suami jadi ini bertolak belakang degan karakter pribadi aku nah ini tantangan aku di situ," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah karena aku lahir dan besar di Semarang jadi bisa Bahasa Jawa tapi tetep aja beda karena Bahasa Jawa yang digunakan bahasa Keraton ya," urainya.
"Jadi tetap ada tantangannya ada kesulitan buat aku mengucapkan 'Dah' dan 'Doh' itu kan beda," pungkasnya. (mah/doc)