Buku Harian Soe Hok Gie Terbit Kembali
Selasa, 07 Jun 2005 17:07 WIB

Jakarta - Soe Hok Gie. Ia adalah aktivis muda angkatan '66 yang lantang mengomentari berbagai persoalan, mulai politik, sampai cinta. Ia sangat gemar mengutip perkataan seorang filsuf Yunani, "Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan. Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda. Dan yang tersial adalah umur tua. Bahagialah mereka yang mati muda". Keinginan Soe Hok Gie terkabul. Desember 1969, di usianya yang ke 27, ia meninggal lantaran terkena gas beracun di Gunung Semeru. Kematian Soe Hok Gie tak berarti pemikirannya juga mati. Pada 1983, catatan hariannya diterbitkan dalam bentuk buku yang diberi judul "Catatan Seorang Demonstran". Buku tersebut mengalami beberapa kali cetak ulang sampai 1993.Sutradara terkenal Riri Riza adalah satu dari sekian banyak orang yang pernah membaca "Catatan Seorang Demonstran". Riri bahkan terinspirasi untuk mengangkat Soe Hok Gie ke dalam bentuk film. "Saya sebagai pembuat film punya kegelisahan tentang apa yang terjadi di sekeliling saya, tentang apa yang menjadi persoalan-persoalan bangsa ini. Soe Hok Gie adalah penjelmaan yang bagus dari perasaan itu dan saya menemukannya dalam Catatan Seorang Demonstran. Saya sangat tergerak untuk membuat filmnya," jelas Riri Riza seperti detikhot lansir dalam rilis yang dikirim Miles Production, Selasa (7/6/2005). Sebelum film Riri Riza tentang Soe Hok Gie yang diberi judul "GIE" dirilis, buku "Catatan Seorang Demonstran" terlebih dulu diterbitkan kembali. Buku tersebut sudah beredar mulai 6 Juni 2005. Film "GIE" sendiri direncakan diputar di 30 bioskop di 10 kota besar Indonesia mulai 14 Juli 2005. (ine/)