Film 'Jomblo' Angkat Isu Identitas dalam Karakter Bimo

Film 'Jomblo' Angkat Isu Identitas dalam Karakter Bimo

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Senin, 26 Jun 2017 09:11 WIB
Foto: Film 'Jomblo' Angkat Isu Identitas dalam Karakter Bimo (ist)
Jakarta - Hanung Bramantyo membuat ulang film 'Jomblo' yang sempat populer pada 2006 silam. Kali ini, Hanung, yang masih bertindak sebagai sutradara, memberikan sentuhan kekinian dengan mengangkat isu interaksi di media sosial.

Tak hanya itu, karakter Bimo di film 'Jomblo' yang baru juga dibuat berbeda. Diperankan oleh Arie Kriting, karakter Bimo adalah karakter yang memiliki masalah ketaksaan identitas.

"Dia jati diri dari Indonesia Timur, karena besar dan lahir di Yogya, dia berupaya men-Yogya-kan dirinya," ujar Arie Kriting di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai sutradara, Hanung Bramantyo memiliki alasan mengapa baginya isu identitas penting untuk diangkat. Ia juga mengungkapkan, ia tidak mau film 'Jomblo' berakhir sebagai film komedi yang hanya lucu saja.

"Saya membuat komedi, tapi nggak sekedar bikin penonton ketawa dengan slapstick yang streotype. Di sini saya menambahkan sesuatu yang nyentil, tentang sosial politik dan religi," kata Hanung ditemui di kesempatan yang sama.
"Salah satu yang membuat saya agak gelisah pada negeri ini adalah persoalan identitas," lanjutnya.

Lebih jauh, Hanung menjadikan karakter Bimo sebagai 'alat' untuk mengirimkan kritiknya. Maka, karakter Bimo menjadi sedikit lebih kompleks dibandingkan yang diperankan oleh Dennis Adhiswara di film terdahulunya.

"Arie Kriting kan orang Indonesia Timur, karakternya jadi orang Papua tapi dia lahir di Yogya. Jadi si Bimo ini luarnya Papua, tapi hatinya Yogya. Itu juga saya lagi melakukan otokritik terhadap masyarakat Yogya yg baru-baru ini sedang mempersoalkan persoalan Papua. Isu itu kan kenceng banget," jelas Hanung.
(srs/dal)

Hide Ads