Ditemui kontributor detikHOT di lobby hotel Pullman tempat acara berlangsung, Slamet Rahardjo mengemukakan pendapatnya ihwal penyelenggaraan AIFFA 2017 yang baru kali pertama ia singgahi ini.
"AIFFA harus menjadi milik masyarakat Asia Tenggara, kita sebagai masyarakat Asia Tenggara harus bersama-sama membuat reposisi pada skena perfilman dunia, agar kita (film Asia Tenggara) masuk daftar sebagai yang harus ditonton dan harus diperhatikan!" Katanya dengan penuh antusias kala membuka obrolan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet Rahardjo berpesan agar para sineas dari negara-negara serumpun mampu memupus ego masing-masing dan bekerja bersama-sama mewujudkan cita-cita tadi untuk lebih dikenal lagi di kancah perfilman dunia. Besarnya perhatian juri AIFFA kepada perfilman Indonesia tahun ini lewat masuknya sejumlah film ke dalam hampir semua kategori disambut baik oleh Slamet Rahardjo.
"Saya bangga film-film dan sineas tanah air diapresiasi dengan baik oleh juri-juri AIFFA, terlebih nama-nama sineas Indonesia yang mendapatkan kehormatan itu adalah murid-murid saya, dan teman bergaul saya. ujarnya dengan tersenyum sumringah.
Dewan juri AIFFA 2017 diketuai oleh U-Wei bin Haji Saari dengan anggota juri diantaranya Maxine Williamson (Australia), Siti Kamaluddin (Brunei), Eddie Cahyono (Indonesia), dan Raymond Red (Filipina). Pengumuman pemenang akan berlangsung di Hotel Pullman, Kuching, pada Sabtu, 6 Mei 2017 pukul 21.00 waktu setempat. (mah/mah)